Opa Palit

Selasa, Juli 08, 2008

Nama lengkapnya Romo Julius Palit MSC. Tetapi para frater di Skolastikat MSC (baca: tempat pembinaan calon imam MSC) di Pineleng, Manado, biasa memanggilnya dengan sebutan "Opa Palit". Bukan hanya karena usianya (60-an tahun) yang membuatnya layak menyandang sebutan itu. Bukan pula karena rambutnya yang mulai didominasi oleh warna putih keperakan (saya belum pernah melihatnya mencoba produk penghitam rambut).

Ia disapa "opa" karena cintanya kepada frater-frater. Persis seperti seorang opa yang peduli pada cucu-cucunya. Beliau ekonom kami (bendahara, istilah populernya). "Opa tidak pelit soal keuangan," begitu kesaksian banyak frater. Baru beberapa hari yang lalu dekan (pemimpin para frater) mengumumkan ini di meja makan, "setiap frater wajib membuat daftar inventaris barang-barang pribadi. Tujuannya jika ada frater yang kekurangan, semisal baju atau celana, akan dilengkapi". Saya tahu pastilah dilengkapi. Tiga tahun yang lalu ketika kekurangan celana panjang, saya mengeluh kepada Opa di kamar kerjanya. "Saya butuh satu potong celana panjang". Beliau membuka laci mejanya, mengeluarkan uang, memberikan pada saya dan "belilah dua potong". Ahh, opa, opa…

Cerita lain lagi tentang beliau: kebijaksanaannya. Suatu sore pada hari sabtu, 4 tahun yang lalu. Beliau rupanya tidak sengaja mendengar percakapan satu-dua frater, "Ntar malam minggu mau ngapain ya….?"

Beberapa hari kemudian, ketika memimpin misa pagi beliau menyinggung ini dalam kotbahnya. "Saya heran sama frater-frater. Jelas-jelas statusnya frater, tidak boleh pacaran, tapi masih juga bingung kalo malam minggu tiba". Seingat saya kami semua yang mendengarnya tersenyum. Malu, sebenarnya. Merasa tersindir. Tapi tidak tersinggung dan lalu defensif. Begitulah Opa. Nasehat dan tegurannya kena tanpa harus menyingggung perasaan orang.

Saya pribadi menangkap tegurannya itu sebagai peringatan, "tidak usah pusing dengan apa yang seharusnya tidak perlu dipusingkan". Opa benar. Dalam banyak hal dan kejadian yang memusingkan dan bikin stress, kalau dipikir-pikir, ternyata kita sendiri yang ingin dipusingkan dan ingin dibikin stress. Kita sendiri yang memilih untuk pusing, sakit kepala dan stress. Padahal itu sama sekali bukan urusan kita, karena pilihan hidup kita.

Kemarin sore (07/07), sekitar pukul 17.15 WITA, beredar kabar "Opa Palit meninggal". Requiescat In Pace. Beristirahatlah dalam damai, Opa…

1 komentar:

Anonim at: 8/7/08 11:39 AM mengatakan...

hi Frat... hehehe
saya berasa tersindir nih... baru aja memusingkan beberapa hal tentang temen dan komunitasnya... (mungkin emang dasar kepo kali ya...), bahkan sampe sekarang belum menemukan jawaban atas pusingnya saya...:)
btw, apa artinya Requiescat in pace?