Hukum Tabur-Tuai

Rabu, Juli 23, 2008

Dalam bacaan Injil hari ini Yesus menceritakan sebuah perumpamaan tentang penabur yang menaburkan benih di berbagai macam lahan: mulai dari tanah subur sampai berbatu-batu dan penuh semak duri (Mat 13:1-9). Kebetulan sekali saya menemukan cerita tentang topik ini. (Kebetulan? Katanya tidak ada yang namanya kebetulan di dunia ini, semuanya jalan-jalan Tuhan). Ini ceritanya. Tidak terlalu mengena dengan maksud yang hendak disampaikan Yesus tapi kalau agak dipaksakan dikit boleh jugalah. (Dasar tukang maksa, hehehe).

Pada suatu hari seorang pemuda sedang berjalan di tengah hutan, ketika tiba-tiba ia mendengar teriakan minta tolong. Ia berlari ke sumber suara itu. Ia mendapati seorang pemuda sedang bergumul dengan lumpur yang mengambang, semakin ia bergerak semakin dalam ia terperosok. Dengan sekuat tenaga pemuda pertama tadi menolong pemuda yang lain ini untuk keluar dari hisapan lumpur tersebut. Dan… berhasil. Ia akhirnya dipapah pulang ke rumahnya.

Ternyata rumah si pemuda yang baru ditolongnya ini besar, megah dan mewah. Ayah pemuda ini sangat berterima kasih dan karenanya hendak memberikan sejumlah uang sebagai tanda terima kasihnya. Tetapi sang penolong menolak. Ia berkata sudah selayaknya sesama manusia saling menolong. Sejak kejadian itu terjalinlah persahabatan di antara mereka

Si pemuda pertama adalah seorang yang miskin, sedangkan pemuda kedua adalah seorang bangsawan kaya raya. Seiring berjalannya waktu terungkaplah bahwa ternyata pemuda miskin ini bercita-cita menjadi seorang dokter tapi tidak punya uang untuk membiayai kuliahnya. Untunglah, ayah si pemuda bangsawan ini dengan senang hati member beasiswa kepadanya sampai ia mendapat gelar dokter.

Tebak siapa pemuda miskin yang menjadi dokter ini? Namanya ALEXANDER FLEMING yang kemudian hari menemukan obat Penisilin.

Sementara itu, pemuda bangsawan tadi masuk dinas militer. Dalam sebuah pertempuran di medan perang, ia terluka parah. Lukanya menyebabkan infeksi yang mengakibatkan demam yang sangat yang tinggi. Pada waktu itu belum ada obat untuk menyembuhkan infeksi serupa. Tetapi kemudian para dokter yang merawatnya mendengar tentang Penisilin yang baru saja ditemukan Dr. Fleming. Mereka menyuntiknya dengan obat tersebut. Apa yang terjadi? Berangsur-angsur demam karena infeksi itu reda dan si pemuda akhirnya sembuh.

Tebak lagi, siapa pemuda bangsawan tersebut? Namanya WINSTON CHURCHIL, Perdana Menteri Inggris yang masyur itu.

Jadi, selamat menabur kebaikan hari ini. Dan hari-hari selanjutnya. Kita tidak akan pernah tahu arti kebaikan kita kepada orang lain. Atau seberapa besar efek kebaikan kita itu kepadanya. Yang jelas hanyalah jika kita menabur kebaikan, kebaikan pulalah yang akan kita tuai. Mungkin masih dari orang yang sama yang hari ini kita tolong.

Siapa yang tahu masa depan? Hari ini kita senang, besok belum tentu.

0 komentar: