Ingat "Jendela Rumah Sakit"

Jumat, Juli 04, 2008

Entahlah anda. Tapi saya tipe yang kalau sedang gagal, sedih, kesal, sakit (hati), saya 100 % ingin dihibur orang lain, ingin ditemani dan dikuatkan oleh orang lain. Saya merasa tidak sedang dalam posisi untuk membantu dan mendukung orang lain. Apalagi menyelamatkan dia. Suatu sore, tanpa sengaja, saya menemukan cerita ini ("Jendela Rumah Sakit" judulnya) yang merubah seluruh pandangan saya. Paling tidak membuat saya bertekad untuk tidak lagi bersikap demikian.

Dua orang pria, keduanya menderita sakit keras, sedang dirawat di sebuah kamar rumah sakit. Seorang di antaranya menderita suatu penyakit yang mengharuskannya duduk di tempat tidur selama satu jam di setiap sore untuk mengosongkan cairan dari paru-parunya. Kebetulan, tempat tidurnya berada tepat di sisi jendela satu-satunya di kamar itu. Sedangkan pria yang lain harus berbaring lurus di atas punggungnya.

Setiap sore ketika pria yang tempat tidurnya berada di dekat jendela diperbolehkan untuk duduk ia menceritakan apa yang terlihat di luar jendela kepada rekan sekamarnya. Selama satu jam itulah pria kedua merasa begitu senang dan bergairah membayangkan betapa luas dan indahnya pemandangan dan kegiatan-kegiatan di luar sana. Pria pertama itu menceritakan keadaan di luar jendela dengan begitu detil, sementara pria kedua berbaring memejamkan mata membayangkan semua keindahan pemandangan itu. Perasaan pria kedua itu menjadi lebih tenang karenanya. Semangat hidupnya menjadi lebih kuat, percaya dirinya bertambah. Begitu seterusnya. Dari hari ke hari. Dan, seminggu pun berlalu.

Suatu pagi perawat dengan membawa baskom air hangat untuk mandi. Ternyata ia mendapati pria yang berbaring di dekat jendela itu telah meninggal dunia dengan tenang dalam tidurnya. Perawat itu menjadi sedih lalu memanggil perawat lain untuk memindahkannya ke ruang jenazah. Pria yang kedua itu meminta kepada perawat agar ia bisa dipindahkan ke tempat tidur di dekat jendela. Perawat itu memenuhi kemauannya dengan senang hati dan mempersiapkan segala sesuatunya. Ketika semuanya selesai, ia meninggalkan pria tadi seorang diri dalam kamar.

Dengan perlahan dan kesakitan, pria ini memaksakan dirinya untuk bangun. Ia ingin sekali melihat keindahan dunia luar melalui jendela itu. Betapa senangnya, akhirnya ia bisa melihat sendiri dan menikmati keindahan itu. Hatinya tegang. Perlahan ia menjengukkan kepalanya ke jendela di samping tempat tidurnya. Apa yang dilihatnya? Ternyata, jendela itu menghadap ke sebuah TEMBOK KOSONG!!!

Ia berseru memanggil perawat dan menanyakan apa yang membuat teman pria yang sudah wafat tadi bercerita seolah-olah melihat semua pemandangan indah dibalik jendela itu. Jawaban dari perawat itu lebih mengagetkan lagi. Sesungguhnya pria tadi adalah seorang buta yang bahkan tidak bisa melihat jendela sekalipun. "Barangkali ia ingin memberimu semangat hidup," kata perawat itu.

Pesan dari cerita ini sederhana: dalam situasi sesulit apapun kita tetap punya kesempatan untuk berbuat baik kepada seseorang dan menyelamatkannya. Pada akhirnya semuanya tergantung pilihan kita. Ingat saja "Jendela Rumah sakit" jika anda sedang gagal, sedih, kesal, sakit (hati), putus asa dan kecewa.

8 komentar:

{ SyLvia goszaL } at: 4/7/08 3:56 PM mengatakan...

syl dapet pendekatan lain dalam cerita ini..
saya merasa si pasien 2 iri terhadap pasien 1 yang bisa melihat keluar jendela (merasa pasien 1 hidupnya lebih mujur, seperti qta yang selalu iri terhadap hidup orang lain yang lebih senang atau kaya atau dll..) tetapi dibalik semuanya itu, ternyata semua orang punya kekurangan, tinggal bagaimana orang itu menyikapi kekurangannya. seperti si buta yang walaupun tidak bisa melihat tapi selalu membanyangkan yang indah sehingga hari2nya pun indah dan membuat orang lainpun jadi bahagia.

uhh like ussual.. hard to share what i've thought in my mind..

Anonim at: 4/7/08 4:55 PM mengatakan...

fratttt....
pe kabare...^_^...
btw, cuma masukan neh....
tulisannya bisa rada terang gak???...
kegelapan...jadi susah baca....ihiks.....

Anonim at: 4/7/08 4:58 PM mengatakan...

frat..frat.....
itu yang tadi saya....
tapi salah masukkin url...

dewi

{ SyLvia goszaL } at: 4/7/08 6:42 PM mengatakan...

frater kan suka warna coklat dan yang gelap-gelap seperti warna kulitnya.. aheuaehuaehuhuaehuea...

Anonim at: 4/7/08 8:26 PM mengatakan...

woi prat.....waduh....pa kabar ne? so lama kita nyanda basua y hahahaha
pertama-tama kita panjatkan syukur atas launchingnya blog yg ruar biasa ini....semoga melalui media ini kita bisa keep in touch jauh di mata dekat di idung gt loh haha
btw eniwe baswe prat tuh jendela bnyk dijual dimana y?pengen beli 1 tu buat di bw2 haha

{ Ferdy } at: 5/7/08 1:56 AM mengatakan...

Wah wah... seperti biasa prater kita yg satu ini penuh dengan cerita2 bijak... well, bener2 kena seh, nolong orang itu memang gak musti saat keadaan kita bagus aje, justru yg susah itu orang susah nolong orang susah (asal jangan jadi sama2 susah aja huahuahuaha). Salute buat blog yg luar biasa ini, teruslah berkarya prat!

{ Ferdy } at: 5/7/08 1:58 AM mengatakan...

Btw ini Ferdyan prat...

Anonim at: 25/7/08 3:02 AM mengatakan...

TEST