Di Australia, di hadapan ratusan ribu anak muda yang hadir dalam acara akbar World Youth Day, Paus Benedictus XVI memperingatkan bahwa dunia sekarang ditandai konsumtivisme dan pemberhalaan materi di satu pihak dan kekeringan rohani di pihak lain. Dan kekeringan rohani ini semakin meluas. Tanda-tanda kekeringan rohani adalah kesepian yang berkepanjangan, jiwa yang kosong dan kecemasan yang berlebihan.
Mengapa beliau menyinggung dua hal ini (konsumtivisme/pemberhalaan materi dan kekeringan rohani) secara khusus? Tentu saja karena keduanya berkaitan erat. Ada hubungan sebab-akibat: kesibukan memenuhi kebutuhan materi bisa membuat kita mengalami kekeringan rohani. Sederhananya: terlalu sibuk dengan kerjaan, lupa berdoa. Lupa berdoa, jiwa menjadi kering, hidup tidak tahu mau dibawa kemana, gelisah yang aneh dan kesepian yang mendalam entah apa sebabnya. Walaupun saya mengenal banyak orang yang tetap memenuhi kebutuhan materinya tanpa melupakan hubungan dengan Tuhan (Anda salah satunya? Saya harap begitu)
Ngomong-ngomong tentang kesepian, saya yakin kita semua pernah mengalaminya. Tetapi tahukah Anda sebab kesepian itu sendiri? Jawaban standarnya adalah: karena kita sendirian, tidak ada orang lain bersama-sama dengan kita, sunyi senyap, tidak ada yang bisa dikerjakan. Sebetulnya bukan itu sebabnya.
Yang menyebabkan kita kesepian bukanlah tidak ada orang bersama-sama dengan kita (karena itu Ahmad Dhani bisa menyanyi, "di dalam keramaian aku masih merasa sepi). Kita kesepian karena tidak ada seseorang di dalam hati kita. Jadi bukan tidak ada seseorang bersama-sama dengan kita secara fisik, tetapi tidak ada seseorang dalam hati kita. Kita kesepian karena hati kita kosong.
Coba, ingat-ingat lagi saat Anda kesepian… Tidak ada dia di samping atau tidak ada dia di dalam hati?
Saudara-saudariku yang terkasih, ini menjelaskan kesepian rohani yang mendalam dan kegelisahan aneh yang bisa kita rasakan. Bukan karena tidak ada Tuhan di sisi kita—faktanya, kita sudah sama-sama tahu, Dia selalu ada untuk kita. Tetapi karena tidak ada DIA di hati kita. Kita gelisah karena yang ada di hati kita hanyalah kapan bisa beli ini dan itu, kapan bisa pergi ke sana dan ke situ, kapan bisa punya ini dan itu, dst, dst. Kita gelisah karena yang ada di hati kita hanyalah "buka internet dan pelototin situs-situs hemat suara dan pakaian". Kita gelisah karena semua kesenangan duniawi ada di dalam hati kita, kecuali Tuhan.
Tuhan ada di mana-mana, kecuali di dalam hati kita. Bukan DIA yang memilih untuk tidak ada di sana. Kita sendirilah yang memilih menyingkirkan-Nya dari sana.
Masih bingung mengapa Anda bisa kesepian dan gelisah?
0 komentar:
Posting Komentar