Pelajaran 2010

Jumat, Desember 31, 2010

Penulis favorit saya, Malcolm Gladwell, pernah bilang, "Otak kita sebenarnya tidak tahu persis apa yang lidah kita inginkan". Ia bicara soal selera makan kita.

Tinggal beberapa jam saja tahun 2010 akan berlalu. Pelajaran apa yang terpenting yang saya petik dalam tahun ini?

"Otak kita sebenarnya tidak tahu persis apa yang hati kita inginkan". Saya bicara soal pelajaran penting yang saya petik.

Anda tahu 'kan saran orang bijak 'Ikuti kata hatimu'; populernya, just follow your heart? Katanya, ikuti kata hatimu. Dan kebahagiaan, kepuasan batin dan (jika menyangkut pekerjaan) uang akan datang dengan sendirinya.

Saya mengikuti saran ini beberapa kali dalam tahun ini.

Surprise… Saya sebenarnya tidak tahu apa yang hati saya inginkan.

Contoh. Ada saat ketika saya meminta fasilitas ini dan itu untuk menunjang pekerjaan saya. Saya berharap bisa bekerja sama dengan si A dan si B. Saya mengajukan syarat ini dan itu sebelum saya memulai pekerjaan saya. Saya menuntut kemudahan ini dan itu. Bahkan pernah saya, dengan percaya diri, bernegosiasi soal pekerjaan seperti apa yang ingin saya kerjakan. Karena saya membayangkan, jika semua terpenuhi saya akan sukses. Saya percaya itulah panggilan hati saya. Saya yakin dalam situasi itulah segala potensi saya akan bertumbuh dan berkembang dengan maksimal.

Permintaan saya dipenuhi. Semuanya, persis seperti yang saya inginkan. Fasilitas ini dan itu, pekerjaan idaman, orang-orang idaman. Dan seterusnya, dan seterusnya.

Ternyata otak saya tidak tahu persis apa yang hati saya inginkan.

Saya tidak betah. Kebahagiaan dan kepuasan batin tak kunjung datang.

Saya mulai mengeluh. Terus mengeluh. Hasil pekerjaan pun jauh dari baik. Saya menginginkan pekerjaan baru lagi… Mengajukan syarat baru lagi…

Tetapi, ada kalanya, ketika saya membiarkan diri diatur orang lain; ketika saya membiarkan hidup membawa saya ke situasi dan pekerjaan yang tidak saya pikirkan sebelumnya, kebahagiaan datang. Tidak serta merta datang memang. Tetapi datang. Kebahagiaan datang di tempat saya tidak memilihnya. Kebahagiaan datang dari orang-orang yang tidak saya inginkan sebelumnya.

Aneh…

Tapi nyata.

Selamat memasuki Tahun Baru. Semoga banyak kebahagiaan akan datang dalam hidup Anda.

Tuhan memberkati.

Hadiah Natal

Selasa, Desember 28, 2010

Jay Z memberikan sebuah tas Birkin keluaran Hermes sebagai hadiah kepada Beyonce, istrinya. Nilai tas itu $350.000.

Fiuhhhhh…..

Begitu berita yang baru saya baca 10 menit yang lalu.

Jakarta, 01 Desember pukul 19:55 WIB. Ini malam sebelum keesokan harinya saya berangkat meninggalkan Indonesia menuju Nagoya, Jepang.

Sebuah pesan singkat masuk ke telepon genggam saya. "Frater… lg dmn?"

Setelah bertukar informasi, sebuah pesan balasan datang, "… Nanti saya titipin sesuatu buat frater ya…".

Beberapa jam kemudian 'sesuatu' itu sungguh menyentuh hati saya.

Sebuah pena (dengan tinta berwarna hitam, biru, merah) sekaligus pensil. Sekotak kecil berisi batangan isi ulang buat pensil. Dan…

Sebuah kartu Natal.

"Supaya frater tetap dapat kartu Natal tahun ini…" adalah sebagian pesan dalam kartu Natal tersebut.

Apa hadiah Natal Anda? Tersentuh jugakah hati Anda?

P.S: Angel dan Nina, makasih ya.

Ayat Favorit Hari Ini

Minggu, Desember 26, 2010

"Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah" (Ibr. 12:2)

Natal di Nagoya

Foto itu terpampang di halaman pertama Yomiuri Shimbun, koran nasional Jepang. Pembaca koran ini, di seantero jepang, mencapai 26 juta-an. Oplahnya mencapai angka di atas 10 juta yang menjadikannya koran dengan oplah terbesar di Jepang bahkan di dunia saat ini.

Dengan kata lain, foto itu dilihat oleh lebih dari 26 juta orang di Jepang ini.

Foto apa?

Pohon Natal terbesar di salah satu mall di Jakarta. (Kata teman saya, pohon Natal itu adanya di Citra Land).

Banggalah saya. Foto dari Indonesia bisa dimuat di koran papan atas Jepang. Wuiiihhh….

Tapi, tunggu, mengapa koran sebesar dan seberwibawa itu repot-repot memajang foto yang (menurut saya) gak penting itu?

Di bawah foto yang menyolok itu tertulis caption yang menohok. Kira-kira bunyinya, beberapa tokoh Islam di Indonesia menganggap hiasan Natal di mall-mall sebagai provokasi mengingat Indonesia adalah negara dengan mayoritas muslim.

Yaelah…

Akhirnya saya mengerti mengapa foto itu dipajang di halaman pertama.

Saya tinggal di Nagoya sekarang. Nagoya itu kota perindustrian, salah satu kota terbesar di Jepang.

Dan di kota besar ini jumlah penduduk beragama Kristen (Katolik, Protestan dan sekte-sektenya) sama sekali tidak meyakinkan. Cuman seupil, kasarnya.

Tetapi suasana Natal memenuhi seantero pusat-pusat ekonomi (mulai dari toko-toko kecil sampai mal-mal besar, penginapan murah sampai hotel berbintang, rumah makan kelas warteg sampai restoran elite). Kota ini semarak dengan suasana Natal.

Ada pohon terang, pernak-pernik Santa Claus, lagu-lagu Natal. Semuanya ada. Saking semaraknya, seorang romo berkomentar jenaka, "Even our church celebrates Christmas". Bahkan gereja kitapun merayakan Nayal, katanya. Seolah-olah kita ikut rame saja.

Padahal mayoritas penduduk di kota ini beragama Budha dan Shinto. Tanggal 25, kemarin, bukanlah tanggal merah di Jepang.

Jadi, untuk apa semua semarak Natal itu? Bisnis. Itu saja. Karena itu satu-satunya yang hilang dari semua kehebohan Natal di kota industri ini adalah Yesus. Ada pohon terang, pernak-pernik Santa Claus, lagu-lagu Natal. Tetapi tidak ada Yesus. Kandang tempat Ia lahir pun tidak.

Natal di kota ini adalah tentang mitos Santa Claus dan hadiah-hadiahnya.

Semoga Yesus tidak hilang dalam perayaan Natal Anda.

P.S: Hari ini semua pernak-pernik Natal itu hilang tak berbekas. Disimpan lagi untuk dipakai tahun depan.

Selamat Natal

Jumat, Desember 24, 2010

P.S: Cobalah untuk menjauhi internet, Facebook dan Twitter. Natal hanya sekali setahun, teman. Less quantity means quality. Manfaatkan waktu berkualitas dan berahmat ini dengan orang(-orang) yang Anda cintai.

Natal itu Ulang Tahun Yesus


Indeed... Happy birthday Jesus.

Natal dan Keindahan Kualitas

Beberapa malam yang lalu.

Karena kebaikan hati seorang ibu, beberapa orang, saya termasuk di dalamnya, bisa menikmati hidangan yang untuk menyantapnya saja butuh 4 pasang garpu dan pisau, 4 buah gelas. Masih ditambah lagi dengan 3 buah sendok berbeda ukuran.

Dan sebegitu banyak peralatan makan itu dipakai hanya oleh satu orang. Meja makan untuk menampung empat orang tersebut penuh dengan peralatan makan di atasnya.

"We eat quality. Not quantity" komentar seorang romo, juga termasuk dalam beberapa orang itu, sambil mengiris daging di piringnya.

Keesokan harinya. "Quality means less quantity. And quantity means less quality" adalah tanggapan seorang romo lain mendengar cerita santap malam yang ribet itu. Kualitas berarti sedikit jumlahnya. Kuantitas, ya kebalikannya, kualitasnya minim.

Pastinya. Saya menghitung, ada 5 jenis hidangan masakan dan 4 jenis minuman plus sepotong kecil kue.

Kenyang? Hey, "We eat quality, not quantity".

Baiklah.

Dan "Quality means less quantity", kan?

Ya, ya, ya.

Makanan yang disebut berkualitas itu memang tidak cukup mengenyangkan perut (maksud saya itu jika Anda, seperti saya, terbiasa menyantap nasi lengkap dengan lauk pauknya. Nasinya bisa nambah pula).

Tetapi ada sesuatu dalam makanan 'berkualitas' itu berpengaruh terhadap perasaan saya, mungkin juga jiwa saya.

Karena volume makanannya yang sedikit, saya bisa berkonsentrasi untuk mencicipinya dan menikmatinya. Tidak tergesa-gesa untuk menghabiskan (berbeda jika meja makan penuh dengan makanan). Rasa makanannya yang nikmat membuat perasaan saya ikut senang. Seolah-olah lidah mengirim signal ke perasaan.

Itulah keindahan dari kualitas. Barang berkualitas tidak hanya memuaskan fisik saja. Barang berkualitas menyentuh perasaan dan entah bagaimana menyentuh jiwa pula.

Itulah yang terjadi pada saya malam itu. Juga terjadi pada Anda ketika Anda mendengarkan penyanyi favorit Anda. Juga ketika Anda memakai tas LV yang muaahhaalll itu.

Ngomong-ngomong, jika kualitas berarti minim kuantitas, Natal pun berkualitas. Tidak setiap minggu dalam setahun kita secara khusus merayakan Natal kan?

Semoga Natal ini menyentuh jiwa Anda. Semoga Anda memperoleh anugerah yang Anda cari selama ini.

Semoga damai melimpah di hati Anda. Tuhan memberkati.

Ayat Favorit Hari ini

Senin, Desember 20, 2010

"Aku bersegera dan tidak berlambat-lambat untuk berpegang pada perintah-perintah-Mu" (Mzm. 119:60)

Ikan Bakar dan Investasi Hari Tua

Sabtu, Desember 18, 2010

Suatu malam, tidak lama setelah kita memasuki masa Adven, saya makan bersama seorang kenalan baik.

Di tengah keasyikan mencomot daging ikan bakar yang gurih, ia bercerita tentang apa yang ingin dilakukannya untuk membuat masa Adven bermakna.

"Saya mau meluangkan waktu untuk mengunjungi sahabat, kenalan dan anggota keluarga yang sudah tua, sakit-sakitan dan kesepian.

Setahu saya dia manusia dengan segudang kesibukan. Maksud saya kesibukannya terang benderang. Bukan jenis kesibukan yang gak-tau-sibuk-apa-pokoknya-sibuk.

Inilah alasannya.

Suatu saat nanti, pikirnya, dia akan menjadi tua, sakit-sakitan dan kesepian juga.

Dari sini kelanjutannya sudah bisa ditebak.

"Sebelum saya mengharapkan orang lain datang mengunjungi saya, saya akan mulai mengunjungi orang lain terlebih dahulu" katanya mantap.

Kitab Suci menyebutnya sebagai hukum tabur-tuai, apa yang akan Anda tanam sekarang akan Anda tuai hasilnya di kemudian hari.

Boleh juga disebut "investasi hari tua".

Masa Adven datang dan pergi setiap tahun. Masa Adven tahun ini saja tinggal beberapa hari. Hitungan mundur telah dimulai.

Mari membuat beberapa hari tersisa ini bermakna.

Masih ingat kata-kata ibu Teresa dari Kalkuta yang saya kutip kemarin?

Yup, "Di dunia ini rasa lapar akan cinta dan perhatian lebih besar daripada rasa lapar akan roti".

Selalu ada yang bisa Anda bagikan. Pengampunan misalnya.

Kejutan di Pagi Hari

Seperti semua orang pada umumnya, saya selalu berdoa untuk kesehatan saya. Yahhh, kayak "semoga saya dikarunia kesehatan badan dan jiwa yang tetap….". Seperti itulah.

Dan, suatu pagi, ketika saya bangun, pergelangan kaki dan tangan saya membuat kejutan.

Di dunia ini ada dua jenis kejutan. Jenis pertama, kejutan yang benar-benar membuat Anda terkejut. Karena tidak ada tanda, bisikan, atau bocoran sebelumnya. Jenis kedua, kejutan yang memaksa Anda harus berpura-pura terkejut (agar si pemberi kejutan tidak kecewa dan jera merencanakan kejutan berikutnya).

Kejutan di pagi hari itu adalah kejutan jenis pertama.

"Pasti asam urat, frater". Begitu kata sebagian orang.

Dokter ahli penyakit dalam yang saya kunjungi kemudian membantahnya.

Setelah menulis resep obat yang harus saya minum, beliau, seperti juga dokter pada umumnya memberikan keterangan singkat dan padat tentang jangan ini dan itu dan harus begini dan begitu.

Jangan makan ini dan jangan minum itu adalah isi dari 'jangan ini dan itu'.

Olahraga teratur adalah bagian dari 'harus begini dan begitu'.

Dari pengalaman itu, saya akan mengatakan hal berikut ini dengan pasti: doa Anda minta kesehatan tidak akan berarti banyak jika tidak diikuti dengan makan dan olahraga teratur.

Percuma saja Anda meminta dalam doa tetapi tidak melakukan sesuatu.

Tuhan akan menunjukkan kepada Anda jawaban dari doa Anda. Dalam kasus saya, Tuhan menunjukkan dengan cara yang mengejutkan: pergelangan kaki dan tangan saya sakit minta ampun.

Dan ini tidak hanya berlaku untuk kesehatan.

Anda berdoa meminta kerukunan dan keharmonisan dalam rumah tangga tetapi tidak melakukan sesuatu untuk mengusahakannya, hati-hati. Tuhan akan mengizinkan 'kejutan' datang dalam hidup perkawinan Anda.

Saya tahu apa yang saya katakan barusan itu bukan lagi kejutan bagi Anda.

P.S: Kalaupun apa yang saya katakan itu kejutan, saya yakin kejutan yang Anda alami adalah kejutan jenis yang kedua. Oh, pergelangan kaki dan tangan saya baik-baik saja sekarang (emang ada yang tanya?). Oh, oh, saya sekarang bersepeda ke mana-mana (siapa tahu ada yang mau tahu olahraga saya apa).

Ayat Favorit Hari ini

27 Tahun Penjara vs 6 Bulan Perkawinan

Kamis, Desember 16, 2010

Kekaguman saya pada sosok Nelson Mandela menggebu ketika Afrika Selatan dipercaya oleh FIFA menjadi tuan rumah Piala Dunia tahun ini.

Sebagian kecil karena media massa menampilkan sosoknya sedemikian heroik. Sebagian besar karena berapa banyak sih tokoh sebesar beliau yang patut diteladani yang masih hidup?

Kekaguman itu membuat saya menyisihkan uang untuk membeli Long Walk to Freedom, biografi beliau.

Biografi Mandela ini adalah buku biografi pertama yang saya beli. Biasanya saya paling malas membaca biografi.

Entah mengapa dan bagaimana, saya merasa orang cenderung melebih-lebihkan kisah hidupnya sendiri (itukah sebabnya buku biografi apalagi otobiografi cenderung tebal dan berat?)

Ok, kembali ke Mandela. Suatu hari, belum lama ini, saya menemukan fakta kecil tentang beliau yang tak urung membuat saya tersenyum-senyum.

Tokoh besar ini menghabiskan hidupnya dalam penjara selama 27 tahun. Selama waktu itu, ia dipukuli dan disiksa. Selain itu, masih ada kerja paksa di tengah panas Afrika Selatan yang tidak main-main, 100 derajat. Ia berhasil melalui 27 tahun penderitaan itu. Ia keluar dari penjara dan menyerukan pengampunan kepada mereka yang telah memperlakukannya demikian.

Tetapi (ini dia yang membuat saya tersenyum-senyum), hanya 6 bulan menjalani kehidupan rumah tangga bersama istrinya, ia memutuskan untuk bercerai.

Siapa yang menyangka kehidupan rumah tangga yang hanya 6 bulan ternyata lebih berat bagi seorang Nelson Mandela daripada dipukuli dan disiksa selama 27 tahun di penjara.

Jadi, ketika bulan lalu saya menghadiri dan turut merayakan 50 tahun perkawinan pasangan yang saya kenal, saya sadar tokoh besar yang patut diteladani bukan hanya Mandela. Pasangan itu juga adalah tokoh-tokoh besar.

Kesetiaan mereka mempertahankan janji perkawinan mereka di hadapan Allah selama 50 tahun patut diteladani. Anda, bisa jadi, adalah tokoh besar berikutnya. Amin.

10 Tahun Karena Cinta

Saya baru saja menonton program World Report di saluran televisi internasional CNN. Kabarnya, ada seekor anjing layak tercatat dalam Guinness Book of Records. Pasalnya, usianya kini 25 tahun.

Padahal, ini informasi yang saya dapatkan (terima kasih kepada Google), usia rata-rata hidup seekor anjing 12-15 tahun.

Apa rahasianya?

"I think it's lots of love. I think it's lots of love" jawab pemiliknya.

Semoga Tuhan mengisi hati Anda dengan banyak cinta agar bisa dibagikan kepada mereka yang membutuhkan.

Saya suka kata-kata ibu Teresa dari Kalkuta, "Di dunia ini rasa lapar akan cinta dan perhatian lebih besar daripada rasa lapar akan roti".

Karena cinta, anjing saja bisa bertahan lebih lama 10 tahun dari usia normal.

Damai dan cinta, semoga senantiasa, memenuhi hati Anda.