Sesungguhnya saya ingin bertanya kepada Anda, "apa kabar hari ini?" Tapi itu tidak saya lakukan karena saya bisa menebak jawabannya, "baik frater". Kata teman saya, "pertanyaannya basa-basi, jadi jawabannya juga basa-basi". Belakangan kalau saya mengiriminya pesan pendek, sekalipun masih berisi pertanyaan di atas tetapi sudah dilengkapi dengan keterangan dalam kurung "ini gak basa-basi" yang, apa boleh buat, kedengaran hampir seperti tag line rokok.
Mengapa saya ingin tahu kabar Anda?
Well, bacaan Injil kemarin dan hari ini berasal dari satu perikop, "Permulaan Penderitaan" (Luk 21:7-19).
Saya tidak tahu persis Anda sedang menderita: Anda sedang bahagia; biasa-biasa saja; bosan dengan hidup yang sekarang Anda jalani tapi, untuk alasan yang masuk akal, Anda tidak bisa berbuat banyak.
Apapun keadaan Anda, mari melihat lebih kritis penderitaan itu sendiri—untuk Anda yang sedang tidak menderita, anggap saja ini persiapan ketika "waktunya menderita tiba" (jauhkan ya Tuhan). Maksudnya, minimal ketika orang dekat Anda bertanya "gimana kabar?" Anda tidak hanya asal menjawab "lagi menderita nih" tanpa ada keterangan lanjut.
Dari buku yang saya baca, Adversity Advantage (2008), ternyata ada empat jenis penderitaan.
1. Penderitaan fisik
Ini penderitaan yang tidak perlu dijelaskan panjang lebar di sini. Kita semua tahu. Menurut para penulis buku tersebut, penderitaan ini adalah jenis yang paling nyata: tubuh kita memberitahu kapan sesuatu terasa menyakitkan. Penderitaan jenis ini paling sering kita bicarakan secara terbuka dan paling sering menimbulkan simpati yang besar dari orang lain. Obatnya juga jelas.
2. Penderitaan emosional
Penderitaan jenis ini membuat hati kita sakit, anggota badan terasa berat dan nyali kita berubah sangat cepat. Tanda-tanda penderitaan ini adalah kekhawatiran, ketakutan, frustrasi, kemarahan, ketidakberdayaan, dendam, kegelisahan, iri, kesedihan mendalam, kebencian, kemuakan dan cinta yang tak terpecahkan. Keistimewaan penderitaan jenis ini adalah sifatnya menular ke orang lain. Anda sedang sedih dan frustrasi bisa membuat orang lain mengalami hal yang sama. Itulah sebabnya nasehat tua selalu menyebutkan kalau Anda sedang sedih bacalah buku humor atau nontonlah film komedi. Kalau Anda berteman dengan orang yang bisa mengubah kesedihan Anda menjadi sukacita, itu rahmat.
3. Penderitaan mental
Penderitaan jenis ini timbul ketika kita tampaknya tidak bisa mengetahui dan memecahkan masalah yang sangat penting; juga sering kali datang dari kebingungan dan ketidakmampuan menemukan solusi yang terbaik dan tepat atas masalah penting; bisa juga ditimbulkan oleh kebingungan atau kurangnya informasi mengenai sesuatu yang kita anggap penting.
4. Penderitaan spiritual
Penderitaan jenis ini, menurut para penulisnya, sering kali berasal dari sesuatu yang sangat pribadi dan tersembunyi. Penderitaan ini terjadi ketika kita merasa terkatung-katung tanpa iman, tak memiliki tujuan hidup dan putus asa; juga terjadi ketika jiwa Anda dalam keadaan kacau balau dan bergulat dengan masalah-masalah besar yang mungkin secara berurutan disebabkan oleh kehilangan orang tercinta, kematian yang amat dekat atau kejadian yang secara pribadi amat mengejutkan. Penderitaan ini juga bisa terjadi ketika Anda menderita krisis keyakinan atau ketika Anda merasa tidak bermakna atau kehidupan Anda tanpa makna sama sekali.
Masih menurut penulis buku ini, kebanyakan penderitaan yang Anda alamai terdiri dari beberapa penderitaan sekaligus. Misalnya, jika Anda dipecat dari pekerjaan, emosi Anda pasti akan kacau balau, mental Anda dengan sendirinya terpengaruh (gangguan tidur dan stress), pada akhirnya secara spiritual Anda mulai bertanya, "mengapa ini terjadi pada saya Tuhan?" atau merasa seolah-olah "Tuhan telah meninggalkan saya".
Untuk Anda yang sedang menderita, apapun jenisnya, pagi ini Yesus berjanji, "Tetapi tidak sehelai pun dari rambutmu kepalamu akan hilang. Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu" (ayat 18-19).
0 komentar:
Posting Komentar