Dalam ibadah sabda pagi ini, teman saya berkotbah dari bacaan Injil yang berkisah tentang "Perumpaan tentang domba dan dirham yang hilang (Luk 15:1-10).
"Kecenderungan kita adalah menjauhi mereka yang bermasalah; menganggap mereka sebagai momok dalam keluarga atau dalam kelompok kita. Kita hanya mau bergaul dengan mereka yang sama baiknya dengan kita, yang sementara tidak bermasalah. Pagi ini, justru Yesus mengingatkan dan menghendaki kita untuk tetap mencintai dan bergaul dengan mereka yang kita anggap momok itu." Begitu kurang lebih isi kotbahnya.
Sementara itu saya bertanya dalam hati, mengapa seekor domba dan satu dirham yang hilang penting untuk Yesus? "Cuman satu ini? 'Kan masih ada yang lain yang lebih banyak."
Saya ingat topik ini pernah saya diskusikan dengan beberapa teman saya, bukan frater, tetapi orang-orang muda dampingan saya.
"Mengapa satu penting untuk Tuhan?"
Saya, waktu itu, menyebutnya sebagai "rahmat menjadi domba dan dirham yang hilang". Pengalaman tersesat dan hilang itu bisa menjadi rahmat bagi orang; bisa menjadi lilin bagi orang lain; bisa menjadi inspirasi bagi orang lain untuk tidak tersesat dan hilang. Karena terlalu mahal harga yang harus dibayar jika tersesat atau hilang.
Berbahagialah Anda yang pernah tersesat atau hilang. Itu pengalaman yang amat berharga. Untuk diri Anda sendiri maupun untuk orang lain.
0 komentar:
Posting Komentar