Repot Itu Tanda Cinta

Sabtu, Maret 05, 2011

Sepuluh menit yang lalu, seseorang bercerita kepada saya pengalaman yang pernah diceritakan kepadanya oleh seseorang yang lain. Ini cerita di atas cerita di atas cerita.

Karena itu supaya tidak membingungkan Anda, mari kita memberi inisial si A kepada pencerita 10 menit yang lalu. Dan si B kepada seseorang yang lain yang bercerita kepada si A.

Entah apa kesibukannya, si B selalu pulang tengah malam. Dan setiap kali pulang tengah malam, pintu rumah selalu sudah terkunci.

Karena si B tak punya kunci pintu cadangan, ia selalu mengetuk pintu rumah sambil memanggil ibunya. Ibunya biasanya membukakan pintu untuknya.

Kecuali, pada suatu malam.

Ia pulang tengah malam, seperti biasa. Dan seperti biasa pula, ia mengetuk pintu rumah sambil memanggil ibunya.

Tidak seperti biasanya kali ini pintu tidak dibukakan.

Si B terus mengetuk sambil memanggil ibunya. Sampai 30 menit kemudian, jangan pintu terbuka, suara dari ibunyapun tidak kedengaran.

Karena respon yang ditunggu tak kunjung tiba, si B menjajal kemungkinan lain yang tidak pernah dicoba malam-malam sebelumnya.

"Papa…"

Dan pintu terbuka. Hanya dengan sekali panggil. Papanya berdiri di depan pintu yang terbuka itu.

Tebak apa yang dikatakan beliau kepada anaknya yang pulang tengah malam itu?

Kurang lebih begini, "Tiap malam kamu manggil mama terus, skali-skali panggil saya juga".

Saya tertawa mendengar kisah ini dari mulut si A.

Ending-nya itu loh.

Tapi, Anda menangkap juga 'kan poin penting dalam kata-kata papanya si B?

Selamat bermalam minggu. Jika pulang larut malam, pastikan bawa kunci pintu cadangan. Kalau lupa, cobalah kemungkinan lain seperti si B. (Ok, mungkin cerita Anda akan berbeda ending-nya).

P.S: Adakalanya orang suka direpotkan. Karena, adakalanya, repot itu tanda cinta. Bukan repotnya tapi perasaan dibalik itu bahwa kehadiran saya masih dibutuhkan.