Apa itu cinta?
Junnosuke Oikawa, seorang petugas pemadam kebakaran, berusia 56 tahun sedang berdiri di depan kantornya ketika tsunami menghempaskannya hingga ke lantai 2 gedung yang sama.
Bukan hanyut terbawa gelombang seperti batang kayu.
Ia dihempaskan. Sampai ke lantai 2!
Di sana, Oikawa berusaha memeluk erat-erat pilar yang masih tegak berdiri. Sambil memeluk erat pilar itu, dia mendongakkan kepalanya ke atas sebisa mungkin untuk menghirup udara. Ia berjuang untuk tidak tenggelam.
Tetapi gelombang dahsyat yang sama memukul balik dan menghelanya ke laut.
Dia ditarik ke laut bersama dengan puing-puing bangunan dan mobil-mobil.
Oikawa dibesarkan di daerah pesisir pantai. Karena itu laut bukanlah hal baru baginya.
Di masa kecil, jika dia dan teman sebayanya berada di pantai, mereka suka mengikatkan papan di pinggangnya dan berselancar di ombak. Hampir seperti surfing.
Karena itu ketika terbawa gelombang ke laut, Oikawa meraih papan yang ikut hanyut dan menempatkannya di dadanya.
Ia selamat.
Berjam-jam kemudian ia ditemukan tim penyelamat dalam keadaan tak sadarkan diri. Ia ditemukan 5 kilometer jauhnya dari tempat ia pertama kali dihempaskan tsunami.
"Tsunami itu pembunuh. Saya pikir saya akan mati" katanya.
Lalu, apa yang membuatnya berusaha keras untuk lolos dari upaya 'pembunuhan' itu?
"Saya tidak mau menyebabkan istri saya menjanda. Saya bertahan hidup demi keluarga".
Itulah cinta.