Di biara yang saya tinggali sekarang ini, setiap penghuninya (yang terdiri dari romo-romo dari Jepang, Filipina, Indonesia dan Australia dan dua frater dari Indonesia), wajib membersihkan peralatan makannya sendiri sehabis makan.
Tidak ada pengurus rumah tangga.
Sebagai yang termuda di rumah ini, secara berganti-gantian, kami (saya dan frater yang lain), mengumpulkan peralatan makan setiap orang dan membersihkannya sekaligus.
Tetapi tidak selalu.
Selama masa-masa di seminari, mencuci peralatan makan itu hal biasa.
Karena itu, kami berdua tak merasa terbebani untuk melakukannya lagi di biara ini.
Tetapi tidak selalu.
Romo-romo ini pun tahu bahwa kami tidak merasa terpaksa melakukannya.
Kendati demikian, ada saat di mana mereka membersihkan piring, sendok, garpu, gelas, sumpit dan mangkuk sup mereka sendiri.
"Taruh aja romo nanti kami cuci".
Tetap saja ada kalanya tidak berhasil, mereka melakukannya sendiri.
Teman saya baru mengirim email kepada saya, bertanya "Emang beda tipis ya frat, antara menolong dan polos vs dimanfaatkan?".
Romo-romo itu, dalam kasus membersihkan peralatan makan, jelas tidak ingin memanfaatkan kebaikan kami.
Mereka tahu kami melakukannya dengan senang hati. Mereka tahu kami melakukannya karena, yaaa, kami ingin melakukannya. Dan kami ingin melakukannya selalu sehabis makan.
Tetapi mereka tidak memanfaatkannya.
Jadi, kapan Anda tahu Anda dimanfaatkan?
Ketika seseorang yang Anda tolong sebenarnya memiliki segala sesuatu yang dibutuhkan untuk melakukannya sendiri. Segala sesuatu: waktu, pikiran, talenta, tenaga, uang, koneksi, kedudukan. Tetapi setiap kali ia berpaling kepada Anda dan meminta Anda untuk melakukannya.
Ketika itulah Anda sedang dimanfaatkan. Kata 'menolong' kalau tidak salah artinya memberikan bantuan kepada mereka yang tidak mampu atau tidak memiliki sesuatu.
Tetapi, ingat ini, jika Anda tetap ingin melakukannya juga, mengapa tidak? Lakukan saja. Tolonglah dia.
Hanya saja, ingat ini pula, Anda tidak sedang membantu dia untuk bertumbuh.