Barbara Kingsolver menulis dalam Animal Dreams, novelnya yang terbit tahun 1990, "It's surprising how much memories is built around things unnoticed at the time".
Barbara benar.
Koran lokal hari ini menerbitkan berita, para korban bencana kembali ke bekas rumah mereka masing-masing untuk mencari apa yang bisa dikumpulkan kembali.
'Apa' itu antara lain foto-foto yang ditemukan dan masih bisa diselamatkan.
Faktanya, foto-foto yang ditemukan di mana saja di sekitar daerah bencana oleh siapa saja dikumpulkan di depan kantor pemerintah setempat.
Sehari setelah bencana dahsyat 11 Maret itu usaha untuk mengumpulkan foto-foto itu dimulai.
Setiap hari, sampai berita ini diturunkan, jumlah foto yang terkumpul dan ditempatkan di kantor pemerintah lokal bertambah.
Foto-foto yang terkumpul itu memiliki kisahnya sendiri-sendiri.
Perkawinan ala Shinto dan kegembiraan yang melingkupinya.
Anak kecil yang berpose kala upacara penerimaan siswa baru di taman kanak-kanak.
Remaja yang mengacungkan jarinya tanda 'peace' di dalam kelas di sekolah.
Dan banyak lagi kisah dalam foto-foto itu.
Uchidate, penduduk lokal yang selamat dari bencana, menemukan setumpuk foto seorang bocah yang tidak dikenalnya dan sebuah album foto dari keluarga yang juga tidak dikenalnya.
Dia membersihkan lumpur dari tumpukan foto itu lalu membawanya ke depan kantor pemerintah lokal.
"Seseorang pasti sedang mencari foto-foto ini" katanya, dengan yakin.
Mengapa foto?
"Dengan foto, kami ingin menyatukan kembali keluarga yang tercerai-berai sekalipun mungkin pemiliknya sudah meninggal" kata seorang aparat pemerintah.
Memories is built around things unnoticed at the time, kata Barbara.
Kenangan dibangun di atas hal-hal yang tak terlalu digubris pada waktu itu terjadi.
Seperti foto. Tak banyak yang membuang waktu untuk membuka album-album foto sampai sesuatu yang tidak dikehendaki terjadi.
Semoga semua jiwa yang telah meninggal karena bencana alam itu beristirahat dalam ketenteraman karena kerahiman Tuhan. Amin.