Waktu itu, di pertengahan Oktober tahun lalu.
Kami, saya dan 7 orang teman frater, sedang menjalani seminggu retret persiapan untuk mengikrarkan kaul kekal. Bagi yang belum familiar dengan istilah 'kaul kekal', itu semacam janji di hadapan Tuhan untuk taat, miskin dan murni seumur hidup.
Dua hari menjelang penutupan retret romo pembimbing kami mengumpulkan kami untuk bercerita dari hati ke hati soal kebahagiaan, sukacita, harapan tetapi juga kecemasan dan ketakutan kami berkaitan dengan panggilan seumur hidup yang akan kami jalani.
Salah satu yang menjadi bahan cerita kami adalah perkara setia menjalani kaul kemurnian (kaul ini biasanya Anda kenal sebagai 'tidak berpacaran dan tidak menikah seumur hidup'—walau kaul kemurnian bukan hanya tentang tidak menikah).
Romo yang sudah berpengalaman itu menanggapi cerita-cerita kami dengan membagikan tips.
Begini tipsnya.
Menurutnya, selalu akan ada godaan dan pencobaan. Baik yang tak diundang maupun diundang. Kuncinya adalah, saya mengutipnya langsung, "Jadilah ahli dalam 3 hal ini: kesempatan/waktu, tempat dan kemauan". Karena perselingkuhan biasanya terjadi karena ada kesempatan, tersedia tempat dan didorong oleh kemauan.
"Anda ahli dalam salah satunya saja, saya jamin Anda akan tetap setia seumur hidup".
Ahli itu maksudnya ini. Sekalipun ada tempat dan kemauan, tetapi "Anda tidak memberi kesempatan barang sedikitpun, perselingkuhan tidak akan terjadi". Atau, ada kesempatan dan kemauan, tetapi "Anda tidak mencari-cari apalagi menyediakan tempat, perselingkuhan tidak akan terjadi". Atau, ada kesempatan dan tempat, tetapi "Anda mengontrol kemauan, perselingkuhan tidak akan terjadi". Menurut beliau, jauh lebih baik kalau kami ahli dalam hal mengontrol kemauan.
Sejauh ini tips ini berguna untuk saya.
Siapa tahu berguna juga untuk Anda.