Dosen saya, seorang Belanda yang sudah menetap di Indonesia selama hampir 40-an tahun, pernah mengatakan ini di salah satu kuliahnya, "Kamu orang Indonesia selalu bangga bahwa kamu orang-orang yang ramah dan murah senyum, suka tolong-menolong dan sangat kuat agamanya."
"Sementara kamu mencap kami orang Eropa individualistis, egois, terlalu kaku dan dingin, terlalu mengejar materi, ateis dan tidak beragama."
"Tetapi coba lihat jalan-jalan di Indonesia: mobil-mobil tidak tertib sehingga macet luar biasa, sopir-sopir yang marah dan memaki sembarang di dalam mobil padahal jelas-jelas tidak taat aturan lalu lintas, tidak ada penghargaan terhadap pejalan kaki. Sampah dibuang sembarang tempat. Belum terhitung tindak kekerasan, pengrusakan dan pembunuhan atas nama agama."
"Sementara kami orang Eropa yang kamu cap sebagai individualistis dan ateis itu lebih tertib di jalan-jalan, taat aturan lalu lintas, sampah dikelola dengan baik, suka memberi mengulurkan tangan kepada sesama yang susah atau tertimpa musibah; Indonesia ketika bencana alam, misalnya di Aceh, mendapat banyak bantuan dari kami".
Apa yang dikatakan beliau tidak seluruhnya benar tetapi harus diakui kebanyakan memang demikianlah adanya.
Sikap kita dan masyarakat Eropa kurang lebih sama seperti "perumpaan tentang dua orang anak" (Mat. 21:28-32) yang diminta ayahnya untuk pergi ke ladang. Yang sulung bersedia pergi ke ladang tetapi ternyata tidak pergi; sementara yang bungsu menolak (mungkin malas) tetapi akhirnya berangkat juga.
Kita bilang kita beragama tetapi serampangan di jalanan, menyerobot jalan orang lain, menyebar sampah di sepanjang jalan dan selokan. Sementara orang Eropa, kita sebut, ateis dan tidak beragama, tetapi kelakuannya jauh lebih sopan dan taat aturan dan suka membantu.
Yesus bersabda "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah. Sebab Yohanes datang untuk menunjukkan jalan kebenaran kepadamu, dan kamu tidak percaya kepadanya. Tetapi pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal percaya kepadanya". (ay. 31-32).
Antara kita dan orang Eropa, siapakah yang akan masuk Kerajaan Surga terlebih dahulu?
Berbahagialah Anda yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
Ngomong-ngomong, biasanya Anda bertingkah seperti anak yang sulung atau yang bungsu?
0 komentar:
Posting Komentar