Mencari Rumah di Warung Tak Bernama

Rabu, Desember 10, 2008

Apakah setiap yang hilang harus dicari?

Saya membaca banyak artikel tentang situs pertemanan macam friendster atau facebook. Dalam beberapa kasus, situs-situs ini dipakai secara sengaja untuk melacak keberadaan beberapa orang teman masa kecil atau seangkatan ketika duduk di bangku sekolah. Orang-orang bisa sungguh-sungguh mencari mereka yang hilang karena kenangan; juga karena ingin membangun kembali relasi yang terputus. Orang mencari ketika mereka menganggap serius sebuah hubungan. Seorang teman saya girang bukan main ketika menemukan mantan cinta pertamanya. Menemukan karena ia memang sengaja mencarinya.

Di pusat kota Manado, ada sebuah warung kecil tak bernama. Saya suka makan di sana bukan karena makanannya yang murah meriah. Oke, ini faktor kedua. Rasa makanannya persis seperti masakan mama saya di rumah. Saya mencari suasana rumah yang hilang.

Banyak orang ke sana ke mari mencari perasaan tertentu yang hilang dari dirinya, berharap di tempat yang didatanginya perasaan itu didapatinya kembali. Ada yang berhasil, ada yang tidak. Yang tidak, terus mencari. Perasaan yang hilang itu bisa rasa aman, kebahagiaan, ketenangan, kedamaian, dicintai, dibutuhkan… silahkan tambahkan sendiri sesuai pengalaman. Ada yang mencari sosok yang tak jelas benar, seperti pasangan hidup.

Kita mencari hanya ketika kita merasa sesuatu itu penting dan berharga.

Itulah sebabnya ketika kita "hilang" entah karena hilang beneran atau sengaja menghilangkan diri, Tuhan pun sibuk mencari kita. Dan tentu saja, betapa girang-Nya dia ketika Ia menemukan kita (Mat. 18:12-14, "Perumpamaan tentang domba yang hilang"). Tuhan memang selalu menganggap serius hubungan-Nya dengan kita.

Kita yang kadang-kadang tidak serius membangun hubungan dengan-Nya sehingga kadang-kadang (atau sering?) menghilang.

Konon katanya, "when it comes to relationship, it's always better if you have some space between".

Mungkin sesekali "menghilang" dari Tuhan juga baik. Ketika kita kembali, ketika Dia menemukan kita, kita sudah lebih bisa menghargai relasi dengan-Nya: kita jadi lebih sadar betapa tergantungnya kita kepada Dia.

0 komentar: