Tanggal 15 September, hari ini, peringatan wajib santa perawan Maria berdukacita.
Santa perawan Maria berdukacita menyaksikan Puteranya menderita sengsara dan wafat di salib. Pada saat itu terlaksana perkataan Simeon waktu Yesus dipersembahkan di kenisah. Yesus telah menjadi tanda yang menimbulkan pertentangan, dan hati Maria ditembus pedang. Namun Maria dengan tabah berdiri di kaki salib dan ikut menderita. Ia tidak berbuat apa-apa. Ia hanya berdiri di situ dekat pada Yesus. Pastilah Yesus terhibur olehnya. Iapun tidak lupa akan ibu-Nya, dan meminta Yohanes memelihara Maria. Pada saat itu juga Yesus menunjuk Maria menjadi bunda kita.
Kitapun kadang-kadang tak dapat berbuat apa-apa untuk meringankan penderitaan yang kita saksikan. Maka kita ingin lari dan menutup mata terhadapnya. Sikap Maria lain. Ia dekat dan ikut menderita. Bagaimanakah sikap kita?
(Sumber: Anggota Keluarga Allah, Kanisius, 1974)
0 komentar:
Posting Komentar