Fatalistik atau Pesimistik atau Optimistik?

Minggu, Agustus 16, 2009

Kalau Anda punya waktu luang, bacalah renungan-renungan entah buku atau artikel-artikel pendek (yang banyak bertebaran di internet) tentang perayaan ekaristi. Isinya senada: perayaan ekaristi sangat penting bagi seorang beriman. Di sana Tuhan hadir dalam rupa roti dan anggur dan di sana pula Anda menimba kekuatan dan berkat-Nya untuk menjalani hidup.

Tidak ada yang salah. Tentu saja.

Tetapi, mari berbicara kenyataan. Anda biasa menghadiri perayaan ekaristi. Tetapi belum tentu setiap kali Anda menghadirinya Anda merasa memperoleh sesuatu: kekuatan, rahmat, inspirasi, berkat, atau apapun itu istilah yang Anda gunakan.

Dari soal merasa tidak memperoleh sesuatu dalam perayaan ekaristi ini, ada tiga tipe orang dengan tanggapannya masing-masing. Pertama, manusia fatalistik. "Kok gak pernah kelihatan lagi di gereja?" Jawaban mereka ini biasanya adalah, "Pergi juga gak bakalan dapet apa-apa to?". Tipe fatalistik ini yakin tidak ada gunanya lagi perayaan ekaristi. Bahkan romo dengan kotbah paling inspiratif (alias lucu) sekalipun tidak berpengaruh apa-apa. Mereka termakan keyakinannya sendiri. Kedua, tipe pesimistik. Tipe ini menghadiri perayaan ekaristi tetapi tidak berharap banyak. Prinsipnya, yang penting sudah hadir karena "Aneh aja kalo hari minggu gak ke gereja". Ketiga, tipe optimistik. Sesuai nama tipenya, mereka ini biasanya optimis. "Mungkin minggu ini gak dapet apa-apa. Siapa tahu minggu depan?" adalah reaksi khas mereka.

Saya tidak akan bertanya Anda tipe yang mana. Ini bukan psikotes atau sebangsanya.

Apa yang ingin saya katakan adalah sebuah pengakuan jujur. Saya juga tidak selalu memperoleh sesuatu ketika mengikuti perayaan ekaristi. Ada saatnya segala sesuatu menjadi kering dan membosankan. Begitu lagi begitu lagi.

Ketika tiba saat-saat seperti ini, kesetiaan menjadi faktor penentu. Setia. Setia untuk selalu hadir dalam perayaan ekaristi. Setia untuk datang, duduk, berdiri, berlutut dan berjalan menyambut komuni kudus. Setia, bahkan ketika tubuh Anda saja yang ada di dalam gereja tetapi tidak hati dan pikiran Anda. Setia. Karena Tuhan bekerja dalam cara-cara yang tidak kita mengerti. Ketika Anda setia, bahkan dalam saat-saat paling kering, percayalah, selalu ada satu-dua hal yang akan menguatkan Anda secara tak terduga. "Aneh aja kalo hari minggu gak ke gereja?" bisa jadi awal yang baik untuk setia.

Ngomong-ngomong, Anda tipe yang mana? Hehehe… Anda sedang berurusan dengan frater paling tidak konsisten sedunia, saudara-saudari.