Pencobaan Kedua

Selasa, Oktober 21, 2008

Iblis membawa Yesus ke Yerusalem dan menempatkan Dia di atas bubungan Bait Allah, lalu berkata kepada-Nya: Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kakimu jangan terantuk kepada batu (Mat 4:5-6).

 

Apa yang sesungguhnya berlangsung dalam pencobaan kedua di padang gurun itu?

 

Bapa Suci menulis demikian, "Hal pertama yang mencolok bahwa si Iblis menyitir [atau mengutip] Alkitab guna memikat Yesus masuk ke perangkapnya. Si Iblis menyitir teks Mzm. 91:11-12 yang berbicara tentang perlindungan Allah yang dikaruniakan kepada manusia yang percaya: 'Sebab malaikat-malaikat-Nya akan diperintahkan-Nya kepadamu untuk menjaga engkau di segala jalanmu. Mereka akan menatang engkau di atas tangannya, supaya kakimu jangan terantuk kepada batu".

 

Yesus menjawab pencobaan itu, juga, dengan mengutip Alkitab yakni Kitab Ulangan: "Janganlah kamu mencobai Tuhan Allahmu" (Ul. 6:16).

 

Menurut Bapa Suci, kutipan dari kitab Ulangan ini sebetulnya adalah jawaban dari Tuhan sendiri kepada bangsa Israel yang ketika mereka nyaris mati kehausan di padang gurun dan memberontak melawan Musa, dan dengan itu memberontak melawan Allah.

 

Waktu itu, dalam situasi nyaris mati kehausan, orang-orang Israel berteriak-teriak kepada Musa "adakah Tuhan di tengah-tengah kita atau tidak?" (Kel. 17:7). Secara tidak langsung mereka hendak mengatakan "Kalau Tuhan sungguh ada seharusnya kami tidak mati kehausan". Orang Israel menuntut bukti.

 

Berdasar itu Bapa Suci menarik kesimpulan godaan kedua inipun sama sifat dan tujuannya dengan yang pertama: "Allah mesti takluk pada eksperimen". Allah mesti juga diuji sama seperti semua produk mesti diuji. Mesti ada bukti kalau percaya kepada Allah ada manfaat kongkret.

 

Kalau Ia Allah seharusnya bla-bla-bla; kalau Tuhan itu ada seharusnya bla-bla-bla. Kembali pada pencobaan itu, kalau Ia tidak memberikan kita perlindungan yang Ia janjikan dalam Mzm. 91, Ia niscaya bukan Allah.

 

Apa yang terjadi kemudian?

 

Bapa Suci mencatat, "Namun dari lakon bubungan kenisah Yerusalem ini kita dapat melihat dan memandang Salib. Kristus tidak menjatuhkan diri dari atas bubungan kenisah itu. Ia tidak melompat… Ia tidak mencobai Allah. Namun Ia kelak benar-benar turun ke tubir maut [mati di salib], ditinggalkan sendirian dalam malam pekat [di taman Getsemani]… tiada berdaya. Ia melakoni lompatan ini [baca: mati di salib] sebagai suatu tindakan kasih Allah bagi manusia. Dan begitulah akhirnya, Ia mengetahui bahwa ketika melompat Ia hanya bisa jatuh ke dalam tangan kasih Bapa."

 

Kematian Yesus di salib memberi arti pada Mzm 91. Bukan seperti yang dimaksudkan oleh Iblis!

 

Inilah arti sebenarnya Mzm itu: "Jika engkau mengikuti kehendak Allah, engkau tahu bahwa biarpun ada serba macam hal yang mengerikan yang terjadi atas dirimu namun engkau tidak akan pernah kehilangan tempat perlindungan terakhir. Engkau tahu bahwa fondasi dunia ini adalah kasih sehingga biarpun tak ada seorang manusiapun yang dapat atau bersedia membantumu, engkau tetap berjalan maju, seraya memercayai Ia yang mengasihimu".

 

 

P.S: Saya tiba-tiba ingat kisah para murid yang dilanda badai sementara di atas perahu pada jam tiga malam. Dalam kepanikan, tiba-tiba, Yesus mendatangi mereka sambil berjalan di atas air. "Tenanglah! Aku ini, jangan takut!" kata-Nya. Jadi, jangan takut saudara-saudariku. Tuhan menyertai Anda sekalian.

0 komentar: