Apa Kata Bapa Suci tentang Pencobaan di Padang Gurun?

Jumat, Oktober 17, 2008
Saya tahu Anda sudah bosan mendengar kotbah tentang pencobaan Yesus di padang gurun oleh Iblis. Itu lagi, itu lagi. Belum lagi kalau kotbahnya membosankan dan gak tau kemana arahnya.
Ok.
Tapi bagaimana kalau yang berbicara soal ini Bapa Suci Paus Benediktus XVI?

Tahun lalu Bapa Suci menerbitkan sebuah buku—ini buku pertamanya yang ditulis sebagai Benediktus XVI—yang disebutnya sendiri sebagai "pencarian pribadi saya akan wajah Allah". Tahun ini penerbit besar negeri ini sudah menerjemahkan buku tersebut ke dalam bahasa Indonesia.

Judulnya "Yesus dari Nazaret".

Apa yang Bapa Suci renungkan tentang pencobaan?

Bapa Suci menulis tentang inti dari pencobaan itu sendiri. "Matius dan Lukas mengisahkan tiga pencobaan Yesus yang mencerminkan pergumulan batin Yesus atas perutusan-Nya yang khusus, dan pada saat yang sama mengajukan pertanyaan menyangkut apa yang menjadi perkara sesungguhnya dalam kehidupan manusia [apa yang sesungguhnya penting dalam hidup kita? Apa yang sesungguhnya harus menjadi prioritas kita nomor satu?]. Pada jantung semua pencobaan ini… terdapat tindakan untuk mengesampingkan Allah karena kita menganggap-Nya sebagai sesuatu yang sekunder, bila bukan sama sekali mubazir dan mengganggu, bila dibandingkan dengan semua hal yang tampaknya jauh lebih penting dan mendesak yang mengisi kehidupan kita" (hal. 24).

Bagaimana caranya iblis bekerja melalui pencobaan itu?

Iblis dan segala pencobaannya, menurut Bapa Suci, "tidak mengundang kita secara langsung untuk melakukan yang jahat—tidak, undangan semacam itu terlalu kentara". Itulah sebabnya kita, kadang-kadang, mudah sekali jatuh dalam godaan iblis.

Sebaliknya iblis dan pencobaannya "berpura-pura memperlihatkan kepada kita sebuah jalan yang lebih baik"; memperlihatkan kepada kita sebuah kenyataan yang seolah-seolah itulah prioritas kita nomor satu yakni "apa yang berada persis di sini, di hadapan mata kita—kuasa dan pangan (roti)".

Dari refleksi Bapa Suci ini, kita bisa menguji diri kita sendiri: apakah saya termasuk yang mudah jatuh dalam cobaan?

Kalau Anda tidak punya banyak waktu untuk merenungkan pertanyaan di atas dan menemukan jawabannya, saya tahu Anda sibuk, saya akan membantu Anda.

Pernahkah Anda sedemikian sibuknya dengan pekerjaan sampai lupa berdoa barang sebentar apalagi menghadiri misa?

Yaaa, pada akhirnya, "ini hanya masalah pengakuan aja sih" kata teman saya.

 

P.S. Tiga hari ke depan (mulai hari senin nanti) kita akan melihat refleksi Bapa Suci atas masing-masing pencobaan itu: apa artinya untuk kita. Have a blessed and lovely weekend, saudara-saudariku.

0 komentar: