Tren Sekarang

Senin, Agustus 04, 2008

Tiga minggu terakhir ini saya menemukan dua istilah baru (terima kasih kepada media massa yang telah memperkenalkannya kepada saya).

Pertama, fashionable body. Saya menerjemahkannya menjadi tubuh yang fashionable. Kedengaran lebih keren dan gaul. Tapi ada terjemahan Indonesia lengkap: tubuh yang modis.

Pernah dengar? Belum?

Saya baru tahu 2 malam yang lalu. Dari sebuah majalah pria dewasa yang mengusung slogan "Man At His Best" edisi bulan ini. Mengikuti slogan itu, logikanya adalah yang terbaik bagi pria sekarang adalah memiliki tubuh yang modis. Atau pria yang tampil dalam performa terbaik adalah pria yang memiliki tubuh yang modis. Atau kalau (seorang pria) mau tampil dalam performa terbaik milikilah tubuh yang modis.

Tubuh yang modis itu seperti apa? Katanya dalam pengantar, "Tidak cuma urusan busana, postur tubuh juga punya tren". Lupakan Arnold Schwarzenegger, Sylvester Stallone atau Jean-Claude Van Damme. Yang sedang in itu Justin Timberlake, Jude Law atau Pangeran William dari Inggris. Tubuh yang ramping tapi berotot, tidak terlalu besar namun tegap dan bidang berkat latihan teratur. Itulah tubuh yang modis.

Kedua, digital plastic surgery. Saya menerjemahkannya, operasi plastik digital (kalau salah, harap dikoreksi).

Kalau yang ini? Belum pernah juga?

Saya menemukannya 3 minggu yang lalu. Dalam tulisan seorang praktisi dan pengamat mode yang agak sinis. Diaz namanya. Menurutnya sekarang sedang tren operasi plastik digital ini. Apa itu? Bukan operasi di atas meja operasi oleh dokter bedah di kamar operasi di sebuah rumah sakit. Bukan itu. Operasi ini dokternya bisa kita sendiri, bisa juga dengan bantuan orang lain, yang lebih ahli. Meja operasi, kamar operasi dan rumah sakit itu cukup sebuah komputer, bisa desktop bisa laptop. Alat operasinya Adobe Photoshop dan kawan-kawan sejenisnya. Apa yang dioperasi? foto kita.

Tangkap maksudnya? Dengan Adobe, misalnya, kita bisa lebih cantik dan lebih ganteng. Bisa lebih putih, minimal terang. Katanya, bisa lebih langsing pula. Bintik-bintik hitam atau lubang-lubang bekas jerawat bisa dihilangkan. Bibir dan alis bisa dibikin lebih penuh. Dst, dst. Wow…

Beberapa kali saya bertemu langsung dengan orang-orang yang selama ini hanya bisa saya lihat di foto. Reaksi pertama saya, "kok?!" (maksudnya, lebih cakepan di foto daripada aslinya, maaf ya). Habis itu saya mikir, "waktu beroperasi plastik digital ria itu, dia lagi boongin siapa ya? Orang kebanyakan seperti saya atau diri dia sendiri?".

Jadi, sekarang ada tren "tubuh yang modis dan operasi plastik digital". Tambah lagi dengan, untuk wanita, cantik itu putih plus tak berjerawat, rambut lembut dan terurai bak sutra. Dan lain sebagainya (silahkan tambahkan sendiri).

Saya tidak mau mengulangi lagi analisa ini: kita sekarang lebih peduli pada penampilan lahiriah daripada menata batin. Lebih pilih kemasan ketimbang isi. Atau apalah yang sejenis itu. Basi! Saya tahu Anda tidak mau diceramahi. Anda juga pasti pernah mendengar yang beginian. Mungkin setuju, diam-diam. Tapi, tokh, tidak banyak efeknya. Mungkin juga tidak ada. Lagipula segala sesuatu yang Anda lakukan pasti ada alasannya. Iya kan?

Jadi, saya hanya ingin bertanya ini, "capek gak?". Tren yang ini ikut, tren yang itu lagi, ayo. Kalo capek, mengapa tidak berhenti saja, lalu menjadi diri sendiri dan mengejar sesuatu yang lebih bermakna?

Jangan-jangan jawabannya, "bukannya buat ngejar sesuatu yang lebih bermakna itu butuh penampilan juga ya frat?".

Gotcha…

0 komentar: