Kami (frater-frater) di Pineleng, Manado, baru saja selesai ret-ret tahunan. Misa penutupnya tadi malam. Dalam misa itu, ketika tiba di bagian persembahan romo pembimbing ret-ret mempersilahkan kami untuk mempersembahkan juga niat, janji atau harapan untuk satu ke depan yang telah dituliskan di secarik kertas post-it berbentuk hati. Mempersembahkan di sini berarti membawa kertas itu maju dan menempelkannya di sterofoam besar yang ditempatkan di depan altar sebelah kanan. Juga berbentuk hati, dicat warna merah muda. Sempurna.
Seorang romo senior, pembimbing rohani saya, pernah mengatakan ini kepada saya, "jangan pernah percaya sama janji, niat, harapan atau apapun namanya yang sejenis itu yang dibuat orang persis ketika selesai mengikuti ret-ret." Seingat saya kami berdua tertawa. Karena sama-sama tahu apa maksudnya. Niat yang dibuat ketika suasana hati sedang berada di puncak biasanya hanya akan bertahan seminggu. Paling lama. Biasanya itu 7 hari yang sempurna. Selanjutnya, begitulah…
Di atas meja saya sekarang ada 3 buah buku yang, menurut, saya, menarik. Dua berbicara tentang kekuatan pikiran dan bagaimana memanfaatkannya. Inspiratif. Sangat menggerakan. Saya sudah selesai membaca salah satunya. Yang lainnya baru setengah. Buku yang ketiga tentang bagaimana menjadi seorang negosiator yang brilyan. Juga sama: inspiratif dan sangat menggerakan. Nasibnya kurang lebih seperti buku kedua: baru setengah. Kesamaan lain dari ketiganya: ketika membacanya saya merasa benar-benar bisa melakukannya. Membayangkannya saja saya merasa ada luapan energi yang luar biasa. Saya seperti mau meledak. Tetapi itu hanya ketika saya membacanya saja. Beberapa hari kemudian, begitulah…
Saya menyimpan di hard disk laptop saya, copi dari CD audio tentang kecerdasan emosional. Seperti tiga buku di atas: inspiratif dan menggerakan. Juga ada luapan energi dalam diri ketika mendengarnya. Dan seperti juga buku-buku itu, beberapa kemudian, yaaaaa….. begitulah.
Seingat saya saya sudah membaca kurang lebih 20-an buku self-help dan how-to. Mulai dari pengembangan kepribadian sampai mindset. Mulai dari Dale Carnegie sampai Rhonda "The Secret". Sepintas buku-bukunya Tung Desem juga. Dan, tidak jauh berbeda dengan yang di atas soal pengaruhnya untuk saya saat membacanya.
Setelah pengalaman dengan 20-an buku saya baru menyadari, motivasi sebrilyan apapun, semenggugah apapun dan seinspiratif apapun hanya brilyan, menggugah dan inspiratif pada saat saya membacanya. Setelah itu, semuanya benar-benar tergantung pilihan dan keputusan saya: maju atau mundur, jadi ini atau itu, capai prestasi di sana atau di sini.
Semuanya tergantung saya!
Motivasi atau ret-ret apapun hanya menambah pengetahuan dan mencerahkan. Pada akhirnya, kitalah yang memilih. Dale, Rhonda, Tung, Romo, frater hanya menunjukkan jalan.
Kalau dipikir-pikir, mengapa harus sampai 20-an buku baru menyadari hal ini ya? Mmmmmm…
O ya, tadi malam saya menuliskan niat saya dengan kesadaran baru ini. Pasti frater-frater lain juga. Atau, hehehe, tunggu saja seminggu lagi.
0 komentar:
Posting Komentar