Dari File Lama: Perkara Berbakti pada Orangtua

Kamis, Agustus 21, 2008

Pernah suatu pagi setelah selesai berolahraga, saya dan beberapa teman memutuskan untuk menyantap bakmi sebagai sarapan. Ketika sedang menunggu pesanan datang, mata saya tertumbuk pada pamflet di dinding. Kalimat terakhirnya mengundang perhatian saya. Mungkin anda pernah membacanya juga. Entah di mana. Karena saya yakin pamflet itu tidak hanya ditempelkan di situ saja.

"Ada dua hal yang tidak boleh ditunda untuk dilakukan dalam hidup ini: berbakti kepada orang tua dan berbuat baik".

Pesanan bakmi saya datang. Menebarkan aroma yang menerbitkan selera. Apalagi memang perut sudah minta diisi. Tetapi tetap saja perhatian saya masih terbetot pada kalimat itu. "Mengapa? Mengapa tidak boleh ditunda?"

Menunda itu istilah yang berbahaya. Kata orang "ini hanya soal waktu". Benar. Prinsipnya, kalau tidak kemarin, pasti hari ini. Kalau tidak hari ini, pasti besok. Ini soal waktu. Tetapi menunda bisa jadi juga tidak sama sekali. Saya tidak tahu biasanya Anda yang mana? Menunda yang berarti hanya soal waktu atau tidak sama sekali. Saya jarang menggunakan istilah menunda. Biasanya "kapan-kapan ya". Dan itu berarti tidak sama sekali. Karena lalu lupa, entah memang terlupakan atau sengaja dilupakan.

Mungkin soalnya adalah bagaimana memaknai frasa "berbakti kepada orang tua"? Tindakan seperti apakah yang masuk dalam kategori "berbakti kepada orang tua" itu?

Menurut teman saya, berbakti kepada orang tua berarti "menemukan pasangan hidup, tidak menunda menikah dan memberikan mereka cucu-cucu yang lucu". "Merawat mereka di masa tua dan sakit-sakitan," adalah versi lain dari berbakti kepada orang tua menurut kenalan saya. Lain lagi, "mencari pekerjaan dan membelikan rumah untuk orang tua.

Karena penasaran saya pernah bertanya kepada seorang ibu. "Anak-anak saya hidup baik saja, itu sudah cukup". Kepada seorang bapak yang lain, saya mengajukan soal yang sama. "Asal anak-anak bisa hidup mandiri, bisa ngasih makan istri dan anak-anaknya". Yang lain lagi memberi jawaban, hampir senada sebetulnya, "anak-anak tidak menyia-nyiakan pengorbanan kami: sekolah yang bener, gak pake narkoba, lulus, bisa dapat kerja".

Mmmmmm, jadi ada dua versi. Dari sisi anak, berbakti kepada orang tua berarti melakukan apapun untuk membahagiakan orang tua. Sementara dari sisi orang tua, kepentingan anaknya yang dipikirkan.

Mungkin inilah sebabnya berbakti kepada orang tua bisa jadi perkara rumit.

Konon katanya, dalam kadar yang ekstrim, bisa menjadi sebab orang bunuh diri. Anak memahaminya apa, orang tua maunya apa. Mungkin juga inilah sebabnya, anak(-anak) memilih menundanya. Lalu ketika kematian datang menjemput, tinggal tersisa penyesalan.

Untuk para orang tua, apakah berbuat baik itu bisa menjadi tanda bakti? Kalau iya, ini berita baik buat anak-anak: Anda tidak perlu harus menunggu sampai membelikan rumah untuk disebut berbakti kepada orang tua. Berbuatlah baik, sekarang!

Bagaimana kalau itu tidak termasuk? Yaaah, tanyalah apa keinginan orang tua Anda.

1 komentar:

Anonim at: 23/8/08 8:25 PM mengatakan...

BLOGNYA BAGUS.
MENGUNDANG BERKUNJUNG KE BLOG SAYA.
GBU