"Nihonggo wa doo desuka?" tanya guru bahasa Jepang kepada kami di ujung proses belajar mengajar hari ini.
Beliau ingin tahu bagaimana pendapat kami mengenai bahasa Jepang.
Hari ini ada 9 orang yang hadir. Dari jumlah itu 8 orang memberi jawaban yang sama: "Muzukashii desu ga, omoshiroi desu".
Bahasa Jepang sulit tetapi menarik (untuk dipelajari).
Hanya satu orang memberi jawaban berbeda tetapi sama.
"Muzukashii desu ga, tanoshi desu".
Bahasa jepang sulit tetapi menyenangkan (suasana kelasnya).
Orang Jepang, kata beliau menjelaskan setelah mendengar jawaban-jawaban kami, menilai isi hati lawan dan karakter lawan bicaranya dari jawabannya. Teristimewa dari jawaban yang mengandung hal positif dan negatif.
Seperti misalnya, bahasa Jepang itu sulit tetapi menarik.
Jika seorang Jepang mendengar jawaban kami, kata beliau, ia akan senang.
Karena "Kalian menempatkan pengalaman negatif di awal baru kemudian pengalaman positif".
Tafsiran seorang Jepang adalah sekalipun orang asing ini mendapati bahasa saya susah tetapi karena menarik untuk dipelajari, ia akan tetap mempelajarinya juga.
"Lain halnya jika jawaban kalian terbalik, 'Omoshiroi desu ga, muzukashii desu'".
Di telinga orang Jepang, jawaban itu akan terdengar seperti orang asing ini akan segera menyerah pada kesulitan. Bahasa saya menarik tetapi ia akan menyerah karena mendapatinya susah.
Orang Jepang, kata guru kami, menilai isi hati seseorang dari hal terakhir yang dikatakannya.
Rupanya mereka yakin apa yang sesungguhnya dirasakan/dipikirkan/terjadi dalam hidup seseorang ada di bagian terakhir jawabannya.
Ngomong-ngomong, bagaimana hidup Anda sekarang ini?