Hari Ibu dan Hak untuk Sombong

Minggu, Mei 08, 2011

Kami di sini merayakan hari Minggu Paskah III sekaligus Hari Ibu.

Dalam semangat Hari Ibu, saya ingin mengutip nasehat yang diterima Amy Chua dari ibunya.

"Be modest, be humble, be simple," my mother used to chide. "The last shall come first." What she really meant of course was, "Make sure you come in first so that you have something to be humble about" (Battle Hymn of The Tiger Mother, p. 24-25).

Saya pernah mendengar seseorang yang mengomel entah kepada siapa, "Tau sih kalo situ punya ini dan itu tapi gak usah sombong gitu kali".

Di lain kesempatan saya pernah mendengar seseorang memuji orang lain, "Dia punya ini dan itu tapi gak sombong. Hebat ya".

Orang rendah hati dan orang sombong pada dasarnya memiliki persamaan: mereka adalah orang-orang yang memiliki sesuatu dan berhak untuk menyombongkannya.

Perbedaannya adalah orang rendah hati memilih untuk melepaskan haknya.

Sementara orang sombong memilih untuk menjalankan haknya.

Perbedaan lainnya. Orang rendah hati yang memilih untuk melepaskan haknya disenangi dan dipuji banyak orang.

Sementara orang sombong yang menjalankan haknya dibenci dan dicaci maki banyak orang.

Nasehat ibunya Amy Chua jelas: anaknya harus sukses. Supaya ada alasan untuk bersikap rendah hati.

Sukses bukanlah alasan untuk sombong.

Jika Anda sukses dalam apa yang sedang Anda kerjakan, Anda memiliki alasan yang cukup untuk bersikap rendah hati.

Tidak semua hak harus dijalankan.

Kecuali Anda tidak keberatan dibenci dan dicaci maki banyak orang.

P.S: Mengapa para ibu diciptakan? Konon katanya, karena jumlah malaikat untuk memelihara setiap orang di dunia ini tidak mencukupi. Selamat Hari Ibu.