Walaupun Belum Ada yang Dikerjakan ...

Jumat, Februari 13, 2009

"Inilah Anak-Ku yang kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan" (Mat. 3:17)

Semua Injil, mulai dari Matius sampai Yohanes, mencatat kisah ini: pembaptisan Yesus di sungai Yordan. Lengkap dengan kata-kata yang menyusul setelahnya yang Anda baca di atas. Apa istimewanya kisah ini?

Empat tahun yang lalu seorang teman bertanya kepada saya, "Apakah umat mencintai kita karena sebagai pribadi kita memang patut dicintai? Atau karena kita frater?"

"Kenapa?" tanya saya berusaha meraba arah pembicaraannya.

"Perlakuan umat langsung beda begitu tahu kita frater. Kita lebih diperhatikan dan diistimewakan. Tapi, dengar-dengar, perlakuan umat yang seperti akan langsung berubah begitu tahu kita udah gak jadi frater lagi" jawabnya yang lalu disambung dengan ceritanya tentang beberapa kisah nyata yang membuktikan pernyataan di atas.

Kadang-kadang, tidak bisa dipungkiri bahwa cinta datang bersamaan dengan status yang melekat, prestasi yang dicapai, jabatan yang diemban dan popularitas yang menjulang.

Mungkin itulah sebabnya kita menghabiskan sebagian besar waktu dan energi untuk meningkatkan status, jabatan, prestasi dan popularitas. Karena jauh di dalam hati kita ingin dicintai, didengarkan, dihargai dan diperhatikan. Kalau bisa oleh sejumlah besar orang. Karena jauh di dalam hati, kita takut tidak dicintai, tidak didengarkan, tidak dihargai dan tidak diperhatikan.

Kembali ke pertanyaan di atas, apa istimewanya kisah pembaptisan dan kata-kata dari surga itu?

Semua Injil mencatat bahwa Yesus tampil di depan umum setelah peristiwa pembaptisan itu. Dengan kata lain, sebelum pembaptisan Yesus belum melakukan apapun. Belum ada orang buta yang melihat kembali. Belum ada orang lumpuh berjalan lagi. Belum ada orang mati yang dibangkitkan. Belum ada roti dan ikan yang digandakan. Belum ada Kabar Baik yang diberitakan. Belum ada penderitaan salib. Belum ada kematian di salib.

Belum ada karya apapun. Belum ada ketaatan luar biasa apapun. Belum ada pengorbanan apapun. Belum ada cinta apapun. Belum ada prestasi apapun.

Yesus belum melakukan apa-apa!

Tetapi Bapa di surga sudah mencintai-Nya, "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan".

Ketika saya menyadari ini, saya langsung yakin bahwa sama seperti kepada Yesus, Allah sudah mencintai saya jauh sebelum saya berpikir untuk menyenangkan hati-Nya dengan sejumlah perbuatan baik; jauh sebelum saya sibuk dengan pelayanan ini dan itu.

Allah sudah mencintai saya jauh sebelum saya melakukan apapun.

Allah sudah mencintai Anda jauh sebelum Anda melakukan apapun.

Bukankah melegakan mendapat jaminan seperti itu: bahwa Allah mencintai Anda sejak semula?

Selamat menyambut hari Valentine. Saya berdoa semoga hati Anda diliputi perasaan dicintai pada momen istimewa ini.

Tuhan mencintai kita sekalian.