Cinta Macam Apa Ini? (2)

Jumat, Februari 20, 2009

Jadi, cinta macam apa itu?

Saya merenungkan pertanyaan ini selama dua hari terakhir ini.

Tentu saja sudah ada banyak perjelasan mengenai hal ini. Dan, tentu saja, Anda sudah mengetahui kebanyakan dari penjelasan itu.

Mulai dari "Meskipun Allah mencintai kita, ada saatnya Ia ingin mendidik kita dan ingin menguatkan otot-otot iman kita".

"Seperti emas yang dimurnikan dengan dibakar dengan tanur api, demikianlah kesulitan-kesulitan yang terjadi dalam hidup kita untuk memurnikan iman kita".

Sampai ke "Allah punya rencana; apapun itu pokoknya Allah menginginkan hanya yang terbaik untuk kita".

Saya tidak tahu sepanjang perjalanan hidup Anda sebagai orang beriman, penjelasan apa yang paling mengena untuk Anda.

Kemarin, saya mengikuti kuliah tentang media komunikasi. Dan dosen kami yang banyak berkecimpung dalam bidang broadcasting menekankan sifat utama dari komunikasi, yakni personal.

Komunikasi itu personal: pribadi ke pribadi.

Bahkan, "Allah berkomunikasi kepada kita secara personal"

Aha.

Jadi cinta macam apa yang diperlihatkan Allah ketika Anda berada dalam kesulitan? Apa maksud Allah sesungguhnya?

Jawabannya: tergantung.

Tergantung apa?

Ya, tergantung Anda sendiri.

Ingat, Allah berkomunikasi kepada Anda secara personal. Maka makna dari penderitaan, kesulitan dan tantangan dalam hidup Anda bisa sangat personal.

Karena Tuhan berbicara kepada kita secara personal.

Karena itu jangan heran ada sekian banyak penjelasan mengapa ada penderitaan, kesulitan dan tantangan dalam hidup ini padahal Allah mencintai kita sejak awal.

Anda bisa nyaman dengan penjelasan yang satu. Orang lain dengan penjelasan yang lain. Bahkan Anda sendiripun bisa punya penjelasan sendiri.

Mau tahu penjelasan saya tentang cinta macam apa yang Allah tunjukkan?

Ini, "ada saatnya, jauh lebih baik jika pertanyaan tetap tinggal sebagai pertanyaan, misteri tetap jadi misteri supaya saya bisa segera melanjutkan hidup".

Yakin saja bahwa Tuhan sedang menyiapkan sesuatu yang terbaik untuk kita.

Bukankah Ia mencintai kita?