Di antara sekian banyak lagu Queen, "Too much Love Will Kill You" adalah lagu favorit saya. (Anda harus mendengarnya kalau belum). Sangat menggugah pesannya: silahkan mencintai, tapi jangan berlebihan, karena bisa mematikan.
Mematikan siapa dan apa?
Pernah saya mengantar seorang romo ke bandara. Di luar rencana, bersama dengan saya seseorang lain: bocah berumur 4 tahun! Ia anak pak sopir kendaraan yang kami tumpangi. Tidak banyak yang bisa diceritakan dari perjalanan mengantar itu. Biasa saja. Termasuk perasaan saya. Justru ketika di bandara, cerita sebenarnya dimulai. Di bandara yang sibuk itu saya harus menjaga si kecil ini. Tidak terlalu lama memang, 25 menit, kalau tidak salah. Tetapi, entah mengapa, itu 25 menit paling menegangkan dalam hidup saya. Melihat dia berjalan ke sana kemari, barangkali karena didorong rasa ingin tahu akan dunia, saya jadi cemas sendiri. Malah takut. (Heran). Berkali-kali saya harus mengikutinya. Memanggilnya kembali. Melarangnya. Syukurlah bapaknya muncul. Fiuh…
Setelah waktu deg-degan itu berakhir, saya bertanya pada diri sendiri "Kok bisa?". Jawabannya ini: saya terpengaruh dengan berita-berita penculikan anak yang marak beberapa waktu yang lalu. Juga (hehehehe, jadi malu) film-film tentang penculikan yang saya tonton. Hasilnya, ya, kecemasan berlebihan begitu harus menjagai anak kecil. Tetapi seperti kata orang, selalu ada blessing in disguise. Blessing-nya saya langsung bisa memahami mengapa ada sekian banyak orang tua yang demikian protektif terhadap anaknya. Bahkan overprotektif. "Anak adalah segalanya; saya mencintainya dan hanya ingin yang terbaik untuknya; jangan sampai terjadi apa-apa padanya, bla-bla-bla". Ok. Tetapi seperti kata Queen, "Too much love will kill you".
Begitu Anda (orang tua) terlalu mencintai anak, Anda mematikan dua orang sekaligus: Anda dan anak Anda sendiri. Anda mematikan kepekaan dalam diri Anda terhadap kebutuhannya untuk bertumbuh dan berkembang. Di samping itu, tak kalah berbahayanya, Anda mematikan potensi-potensi anak yang Anda cintai mati-matian itu.
Saya bertemu dengan beberapa anak yang sangat tertutup, tidak percaya diri (padahal ganteng dan cantik minta ampun) atau nakalnya minta ampun (atau susah dapat jodoh?) karena cinta orang tua yang berlebihan: terlalu memproteksinya atau terlalu memanjakannya.
Kalau dipikir-pikir, susah juga jadi orang tua ternyata. Sedikit mencintai salah, terlalu cinta juga salah. Saya berdoa untuk Anda semua, para orang tua, agar bijaksana mencintai anak. Bagaimanapun cinta anda tetap dibutuhkan.
0 komentar:
Posting Komentar