"Siapakah ibu-Ku dan siapakah saudara-saudara-Ku? (Mrk. 3:33)
Tiga hari yang lalu seorang teman saya mengatakan kepada saya kalau ia sangat merindukan ibunya. "Biasanya kalau saya lagi kangen sama mama, mama juga pasti lagi kangen sama saya" ceritanya sambil menerawang. "Telpon aja beliau" saran saya.
Hari minggu yang baru saja berlalu sehabis misa di sebuah stasi, seorang ibu paruh baya datang menghampiri saya. "Frater, nanti tolong perhatikan anak saya ya. Dia nakalnya setengah mati. Siapa tahu dia mau dengerin frater". Anaknya tercatat sebagai salah seorang mudika stasi itu dan kebetulan sekarang saya dipercayakan oleh pastor paroki untuk mendampingi mereka. Saya mengiyakan permintaan sang ibu.
Seorang teman baik saya kadang-kadang berkeluh kesah tentang kelakuan saudara-saudaranya yang menyusahkan hatinya dan hati mamanya. Tetapi sekalipun menyusahkan, ia tetap menyebut mereka, "kakak-kakak aku".
Teman baik saya yang lain kadang-kadang juga berbagi perasaan tentang tingkah laku orang tuanya. Tetapi ia tetap menyapa mereka dengan "papa dan mama". Saya yakin ia tetap mencintai mereka dan menginginkan yang terbaik untuk mereka.
Itulah keluarga. Ada kemarahan, kebosanan, kekecewaan, putus asa dan sakit hati tetapi keluarga tetaplah keluarga: orang tua tetaplah tinggal sebagai orang tua, seorang anak tetaplah seorang anak, saudara tetaplah saudara. Tidak ada yang bisa mengubah kenyataan tersebut. Karena itu di tengah situasi memprihatinkan sekalipun dalam relasi antaranggota keluarga, selalu ada harapan, ada cinta dan ada pengampunan.
Itulah keluarga. Itulah yang mengagumkan dari keluarga. Dan yang seperti ini agak susah ditemukan dalam relasi-relasi lain.
Mengapa demikian?
Saya menduga penyebabnya adalah kontak batin yang dalam akibat hubungan darah. Kontak batin ini yang menyebabkan ibu dan anak bisa saling merindukan satu sama lain pada waktu yang nyaris bersamaan sekalipun terpisah ribuan kilometer. Kontak batin yang sama ini yang menyebabkan selalu ada cinta, harapan dan pengampunan ketika keluarga tiba pada masa-masa sulit.
Saya berdoa semoga Anda bisa mengatasi dan melewati masa-masa sulit dalam relasi dalam keluarga.
Tuhan tahu Anda sudah dan sedang berusaha semaksimal mungkin. Semoga Ia memberkati usaha dan niat baik Anda.
0 komentar:
Posting Komentar