Setiap kali mendengar orang bercerita tentang para penelepon yang (katanya, agak nyebelin dan maksa) menawarkan produknya, saya suka mengangguk-angguk.
Padahal pengalaman saya ‘diganggu’ para penawar produk barang dan jasa terbilang minim.
Kalau tidak salah ingat, hanya satu kali: ditelepon sales perusahaan kartu kredit (dan saya bingung setengah mati setelah itu, siapa pula yang iseng memasukan nama saya ke dalam daftar customer potensial. Gaji saya saja Rp 0).
Pengalaman yang tidak bisa dibilang minim adalah pengalaman membeli barang atau menggunakan jasa tertentu setelah menonton atau membaca iklannya yang gencar.
Penasaran.
Murah.
Ingin coba.
Tawarannya menarik.
Kualitasnya kelihatan ok.
Itu beberapa alasan dibalik keputusan saya membeli dan memakai barang atau jasa tertentu itu.
Pengalaman yang tidak bisa dibilang minim pula adalah pengalaman setelah terlanjur membeli dan memakainya, ternyata barang dan jasa itu tidak semenarik dan semeyakinkan yang dijanjikan di iklan.
Barangnya rusak.
Pelayanannya tidak menyenangkan sama sekali.
Sampai sekarang, karena pengalaman yang tidak bisa dibilang minim itu, saya bertahan dengan barang yang bagus kualitasnya dan jasa yang mantap pelayanannya.
Saya masih tergoda dengan iklan. Tapi kebanyakan saya memilih mereka yang menepatinya janjinya.
Kalau dipikir-dipikir, kenyataan sederhana (memilih dan bertahan dengan mereka yang menepati janji) ini tidak hanya terjadi dalam dunia marketing dan dunia jual-beli.
Untuk memikat teman baru apalagi calon pacar, kita mengerahkan segenap pesona, karisma, kelucuan, kepintaran, kesuksesan dan kekayaan.
Tetapi relasi yang berumur panjang membutuhkan lebih dari sekedar segala macam pesona.
Kita (masih) suka tergoda dengan pesona.
Tetapi kita bertahan dengan mereka yang menepati janji, mereka yang konsisten dan mereka yang tahan juga menghadapi kita.
Iya ‘kan?
2 komentar:
templatenya keren, fotonya mantap.... selamat ya frater!
Romo, banyak terima kasih.
Posting Komentar