Ini cerita tentang perkembangan masyarakat di Amerika dan Jepang, dua negara yang jelas-jelas tidak perlu diperkenalkan lagi panjang lebar.
******
Amerika
Koran The New York Times memberitakan setengah dari angka kelahiran bayi di Amerika berasal dari wanita di bawah usia 30 tahun dan belum menikah. Koran ini menulis, “It used to be called illegitimacy. Now it’s the new normal”.
Tahun 1957, 50% dari penduduk Amerika yang disurvei percaya bahwa mereka yang memilih tidak menikah (single) dan hidup sendiri hanyalah orang-orang gila. Memilih hidup sendiri dianggap tidak bermoral.
Sekarang, survei terbaru membuktikan 50% dari orang dewasa di Amerika ternyata… single.
28% rumah/apartemen di sana dihuni hanya oleh 1 orang single itu.
Beberapa generasi yang lalu, orang Amerika suka menggabungkan diri dalam partai politik (yang hanya dua: Demokrat dan Republik, tidak seperti di Indonesia).
Sekarang, mereka lebih suka independen. Bukan Demokrat. Bukan Republik.
Beberapa generasi yang lalu pula, orang Amerika terkait dengan agama tertentu, menjadi penganut suatu agama tertentu.
Sekarang, status yang paling banyak dianut di sana adalah tidak beragama.
Dengan kata lain, 50 tahun yang lalu orang Amerika suka berada dalam komunitas, suka hidup bersama, nyaman dalam relasi yang stabil dengan orang lain.
Sekarang, “Individuals have more freedom”.
*****
Jepang, Setahun Setelah Tsunami
Koran The Daily Yomiuri mulai awal tahun ini (masih berlangsung sampai edisi hari ini, entah sampai kapan berakhir) menurunkan tulisan-tulisan memperingati setahun Tsunami 11 Maret 2011.
Beberapa fakta sederhana ini menarik.
Dilaporkan bahwa tingkat komunikasi antartetangga rumah meningkat.
Orang Jepang, pasca tsunami yang menelan ribuan korban itu, mulai menyadari keselamatan jiwanya bisa jadi akan tergantung pada tetangga sebelah rumahnya.
Fakta lain. Ada peningkatan angka pembelian apartemen dan rumah yang bisa menampung maksimal tiga generasi sekaligus: opa-oma, papa-mama, anak-anak.
Orang Jepang ingin hidup bersama-sama dengan orang-orang yang mereka cintai di bawah satu atap.
*****
Kesimpulan (sementara)
Terang benderang sekali: sementara orang Amerika ingin sendiri, mandiri dan independen, orang Jepang masuk dalam komunitas-komunitas dan ingin hidup bersama.
Dua tren yang bertolak belakang.
Entahlah Indonesia masuk tren yang mana.
0 komentar:
Posting Komentar