Orang Jepang menyebut hari ini, 14 Maret, sebagai White Day.
Valentine’s Day sebulan yang lalu wanita memberikan coklat kepada pria.
Hari ini, giliran pria membalas pemberian itu dengan hadiah pula: coklat (hadiah lain tidak dilarang).
Jadi, pertama, wanita memberi. Lalu kemudian pria.
Satu hadiah. Dibalas hadiah berikutnya sebulan kemudian.
Merah. Kemudian, putih.
Pertanyaan penting adalah, apakah White Day ini juga berlaku ‘Katakan cinta dengan coklat’?
Tidak juga.
Orang Jepang memelihara tradisi bernama Okaeshi: seorang yang menerima hadiah dari orang lain harus membalas dengan memberi hadiah pula kepada orang tersebut. WAJIB HUKUMNYA!
Dengan kata lain, cewek-cewek yang menerima coklat hari ini ‘dilarang’geer.
Coklat hari ini tidak selalu berarti cinta.
Bisa jadi coklat di tangan itu demi balas budi.
Inilah pelajaran penting dari orang Jepang (yang bisa kita petik): mengadopsi kebiasaan dari Barat itu sah-sah saja.
Asal saja, kebiasaan itu tidak perlu sampai ditiru mentah-mentah.
Orang Jepang terbuka untuk menerima dan merayakan Valentine’s Day.
Tetapi pada saat yang sama menyesuaikannya dengan tradisi mereka yang sudah dilakukan selama berabad-abad.
P.S: Sebulan yang lalu, kami di biara ini menerima kiriman coklat yang kebanyakan bungkusannya bertuliskan ‘Love is in the air’. Ketika sedang menikmati coklat terenak sedunia itu, romo pemimpin kami menyelutuk, “We have to send them chocolate next month”. Dan next month yang beliau maksudkan itu hari ini. Wajib hukumnya, Mo, wajib hukumnya.
0 komentar:
Posting Komentar