Begitu tahu saya suka membaca buku, teman baik saya memberi nasehat, “Di Jepang ini jangan beli buku di toko buku. Mahal. Beli aja di situs Amazon. Bisa 50 % lebih murah dari harga di toko buku”.
Saya menaati nasehat tersebut.
Segera saja saya melihat-melihat buku (dan harganya) di situs tersebut.
Ada buku-buku yang ingin saya baca yang memang lebih murah harganya dari toko buku. Bahkan ada yang tidak dijual di toko buku.
Dengan kata lain, minat saya membaca buku tidak menguras seluruhnya isi kantong saya.
Masalah selesai.
Maksudnya, satu masalah selesai. Karena masalah baru muncul. (Sebenarnya tidak baru-baru amat).
Saya antusias mencari buku di situs tersebut. Laman demi laman saya buka.
Bukunya ketemu.
Kondisinya masih bagus (buku second hand pun kualitasnya sama bagusnya dengan buku yang masih terbungkus plastic di Indonesia).
Harganya pas.
Klik, pesan.
Tetapi begitu buku(-buku) itu sampai di tangan saya, antusiasme yang tinggi untuk membacanya hanya bertahan sampai beberapa halaman.
Nampaknya, sensasinya ada pada tindakan mencari, memburu dan menemukan sesuatu yang baru.
Sensasinya luntur begitu sesuatu itu ditemukan.
Seperti sensasi mencari lagu baru atau video menarik baru di internet.
Begitu ketemu, begitu selesai di-download, ya sudah…
Saya penasaran, adakah Anda mengalaminya juga?
Bahwa sensasinya dan antusiasmenya dan kehebohannya hanya ada pada saat mencari…
P.S: Sekarang, setiap kali hendak memesan buku baru, saya suka lama menimbang-nimbang apakah memang akan dibaca atau hanya mengikuti sensasi saja. Sayang uangnya. Uang untuk memuaskan sensasi bisa lebih berguna untuk hal lain.
0 komentar:
Posting Komentar