“Brother Aris, will you join us for dinner after Christmas Eve’s Mass?”
“Sure”
“Ok. We better make a reservation from now. Because the restaurant will be so full”.
“With who?”
“Uhh, young couples. Here, Christmas Eve’s just like Valentine’s Day for young people. It’s a date night”.
“Really?”
“Yeah”.
Begitulah. Saya juga baru tahu kalau Malam Natal itu sama dengan malam Valentine buat orang muda di Jepang.
Entah sejak kapan tradisi ini dimulai.
Tetapi bolehlah dicari rasionalisasinya. Malam Natal adalah tentang pernyataan kasih Allah kepada kita. Bahwa Allah sedemikian mencintai kita sehingga Ia mengutus Putera-Nya lahir dan tinggal di tengah kita sebagai manusia.
Maka jika Malam Natal adalah tentang cinta, tidak salah juga jika orang muda Jepang menjadikannya sebagai malam buat menyatakan cintanya kepada satu sama lain.
Saya membayangkan, sementara kita bersibuk ria ke Gereja, percakapan antara muda-mudi di Nagoya ini akan berlangsung seperti ini:
“Ini Malam Natal loh??!!”
“Oh iya ya, nge-date yuk”.
“Yukz”.
P.S: Selamat mempersiapkan diri menyambut kelahiran Yesus. Tempat buat Yesus lahir di hati udah siap belum?
0 komentar:
Posting Komentar