Tuhan dan Ilmu Pemasaran

Minggu, April 03, 2011

Sudah tiga tahun ini saya belajar ilmu pemasaran (Marketing) secara otodidak. Saya, misalnya, melahap buku-bukunya Hermawan Kertajaya. Membeli majalah-majalah yang mengkhususkan diri pada ilmu ini. Dan membaca artikel-artikel lepas tentang pemasaran yang banyak bertebaran di internet.

Tidak, saya tidak berencana untuk membuka usaha sendiri.

Saya hanya ingin belajar bidang lain di luar pengetahuan inti kami: Filsafat dan Teologi.

Apa yang sudah saya pelajari selama ini?

Jika ingin bertahan hidup bahkan unggul (stand-out) di tengah pasar yang sudah penuh sesak oleh produk dan pesaing, ada 3 hal mendasar yang bisa ditempuh:

(a) Bikin produk yang berkualitas;

(b) Tekan harga jual;

(c) Tingkatkan kualitas pelayanan (service).

Jika pesaing pun melakukan 3 hal yang sama di atas itu, tugas marketer adalah memasarkan produk tersebut dengan cara sekreatif dan seinovatif mungkin.

Sekreatif dan seinovatif mungkin berarti seorang marketer harus berpikir tidak sebagaimana biasanya alias thinking outside the box.

Ngomong-ngomong tentang thinking outside the box, Injil hari ini memperlihatkan Yesus itu juaranya.

Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya. Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: "Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?" (Yoh. 9:1-2).

Pertanyaan para murid ketika melihat orang buta sejak lahir menggambarkan pemikiran standar kita pada umumnya: karena A maka B terjadi; A menyebabkan B. Terjemahannya: "Parah, gara-gara orang tuanya nih, anaknya jadi buta begitu". Atau "si anak dosanya apa coba sampe lahir buta begitu?".

Jawab Yesus: "Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia" (Yoh. 9:3).

Yesus itu juaranya thinking outside the box.

Maka, kapan saja (teristimewa dalam masa-masa sulit) Anda mengira-ngira rencana dan maksud Allah atas hidup Anda, ingat ini: Tuhan itu juaranya thinking outside the box.

Bisa jadi, Tuhan ingin menyatakan pekerjaan-pekerjaan-Nya di dalam masa-masa sulit yang sedang Anda hadapi.