Iman dan Insomnia

Minggu, Februari 06, 2011

Adakalanya untuk memahami kenyataan yang sederhana dibutuhkan waktu yang panjang.

Adakalanya waktu yang panjang itu berarti 28 tahun.

Dan kenyataan sederhana itu adalah iman dan perasaan tidak selalu kompak.

Seperti ketika kehilangan orang yang kita cintai untuk selama-lamanya. Kita yakin bahwa ia sudah berada dalam Tangan yang tepat. Kita percaya dengan segera bahwa ia sudah berbahagia di surga. Tetapi air mata kesedihan tetap saja mengalir.

Seperti ketika hidup berjalan tidak sesuai seperti yang kita rencanakan. Dipecat dari pekerjaan, jatuh sakit serius, hubungan dengan anggota keluarga berantakan, usaha merugi terus menerus, dikhianati rekan kerja, promosi terhalang, pendapatan tidak membaik.

Seperti ketika kita mengalami musibah yang datang beruntun. Entah itu musibah dalam hidup pribadi. Entah itu musibah dalam keluarga.

Seperti ketika penikahan berakhir, pasangan berkhianat, jodoh tak kunjung datang.

Kita percaya kehendak Tuhan sedang bekerja. Kita percaya di ujung lorong yang gelap itu ada cahaya yang datang dari Tuhan. Bahwa Dia menyiapkan sesuatu yang indah dan berharga buat kita. Bahwa Dia sedang merancang masa depan yang cerah buat kita.

Tetapi kepercayaan itu tidak bisa menghentikan perasaan bingung, marah, sakit hati, kecewa, putus asa, stress, frustrasi, insomnia.

Iman dan perasaan tidak selalu kompak.

Kita percaya Tuhan menciptakan kita untuk suatu alasan tertentu dan bahwa alasan itu baik adanya. Tetapi kepercayaan itu tidak bisa menghilangkan perasaan tidak berharga dan kesepian yang berkepanjangan.

Iman dan perasaan tidak selalu kompak.

Jika Anda sedang mengalaminya, perhatikan ini: iman dan perasaan Anda yang tidak kompak itu tidak disebabkan oleh dangkalnya iman Anda; tidak juga disebabkan oleh tidak kuatnya iman Anda.

Anda masih manusia. Itulah sebabnya.

Siapa bisa meragukan kedalaman iman bunda Teresa dari Kalkuta? Tetapi iman yang dalam itu tidak menghentikan perasaan sepi berkepanjangan dalam dirinya karena tidak merasakan kehadiran Tuhan.

Anda masih manusia. Itulah sebabnya.

Saya pernah membaca kata-kata yang sangat menguatkan pada sebuah poster yang tertempel di dinding gereja, "Come as you are to Jesus". Datanglah kepada Yesus sebagaimana adanya kamu.

Semoga perasaan sedih, bingung, marah, sakit hati, kecewa, putus asa, stress, frustrasi, insomnia, tidak berharga dan kesepian itu tidak menghentikan Anda untuk datang pada-Nya.

Datanglah kepada Yesus sebagaimana adanya Anda. DIA akan menyembuhkanmu.