Sebelum mulai menuliskan ini untuk Anda, saya dengan sengaja mengingat-ingat kebaikan-kebaikan yang pernah saya buat: kebaikan apa, kepada siapa dan kapan. Saya menyebutnya "rekapitulasi perbuatan baik".
Bukannya mau sombong ingin menunjukkan saya orang baik—lagipula buat apa sombong, siapa juga di dunia ini yang belum pernah berbuat baik?!
Hasilnya?
Sebelumnya, saya membagi perbuatan baik atas dua jenis, yakni perbuatan baik fisik dan non-fisik. Perbuatan baik fisik itu segala benda/materi (tidak selalu uang) yang saya berikan kepada orang lain yang membutuhkan. Sedangkan perbuatan baik non-fisik ya kebalikannya. Perbuatan baik non-fisik itu seperti kehadiran, kata-kata yang menguatkan, waktu, perhatian.
Kembali ke hasil tadi.
Ternyata, terutama kepada siapa perbuatan baik itu saya lakukan, hasilnya ini: saya berbuat baik kebanyakan kepada orang-orang yang cepat atau lambat akan membalas kebaikan saya itu. Tidak ada yang istimewa.
Maka malulah saya mengingat kata-kata Yesus dalam Injil hari ini, "Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allah pun berbuat demikian?" (Mat. 5:46-47)
Arrrrggggghhhhhhh……
Belum lagi, yang satu ini, "Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu! Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu" (Mat: 5: 43-44).
"Dari semua perintah Yesus kepada pengikut-Nya, ini yang paling susah untuk dilaksanakan. Bagaimana caranya kita bisa mencintai musuh?" Begitu seorang bapak pernah mengatakan kepada saya.
Benar, bagaimana bisa?
Bisa, jika pertanyaannya diganti dengan, "Kita harus mulai dari mana?".
Untuk sementara, jawaban saya singkat, padat, jelas (karena hanya satu kata saja): berdoa. Mulai dengan berdoa. Saya pernah mendengar istilah PUSH: Pray Until Something Happen. Berdoalah dan berdoalah dan berdoalah. Sampai terjadi sesuatu. Sampai Tuhan memenuhi hati kita dengan roh pengampunan dan cinta.
Dan tentang rekapitulasi perbuatan baik itu, well, kalau Anda tidak sedang sibuk, buatlah (tidak perlu kertas, pena dan kotak-kotak). Saya yakin hasil Anda jauh lebih baik dari saya dan pemungut cukai. Atau saya sok tahu?