Petrus, Paulus dan Pay It Forward

Senin, Juni 29, 2009

Tidak setiap hari kita bisa menikmati film yang luar biasa bagus. Karena itu saya suka menyebut film luar biasa bagus sebagai kemewahan.

Tadi malam saya menyaksikan kemewahan itu. Pay It Forward judulnya (sudah pernah nonton?)

Seorang teman pernah merekomendasikan film ini—"Bagus banget, frater musti nonton"—dua tahun lalu. Dan ia benar. (Saya teringat rekomendasi ini sehingga mengorbankan pertandingan Spanyol vs Afrika Selatan; well, pengorbanan yang sepadan).

Kalau Anda belum menontonnya saya dengan senang hati menceritakan ringkasannya.

Seorang anak, Trevor Mckinney namanya, baru berusia 11 tahun ketika memulai proyek Pay It Forward: berbuat baik kepada 3 orang dan meminta mereka untuk membalas kebaikan itu kepada 3 orang lainnya dan begitu seterusnya. Proyek ini adalah jawaban dari tugas yang diberikan gurunya untuk mengubah dunia. Ini tugas untuk anak-anak yang, kalau di Indonesia, baru duduk di kelas 1 SMP. "Utopia" atau khayalan atau ilusi dan "Idealis" adalah respon yang diterimanya dari teman-teman sekelasnya ketika Trevor mempresentasikan ide ini di depan kelas.

Tapi proyek yang, katanya, utopis dan idealis (alias "Gila") ini menyebar seperti virus.

Ok, cukup, Anda harus menonton sendiri.

Banyak inspirasi menarik datang dari film ini. Tapi ada dua saja yang ingin saya katakan. Pertama, respon gurunya Eugene Simonet (yang diperankan oleh Kevin Spacey) terhadap proyek ini. "Mengagumkan" menurutnya karena "Anda harus percaya bahwa dalam diri manusia ada kebaikan". Dengan mengatakan manusia berarti semua orang, siapa saja, termasuk bajingan di jalanan.

Kedua, keyakinan Trevor yang menjadi alasan utama mengapa ia mencetuskan proyek ini. "Kadang-kadang orang tidak tahu bahwa ada kebaikan dalam dirinya. Dan kita harus menunjukkan kebaikan itu".

Pagi ini kami merayakan Hari Raya Petrus dan Paulus dalam perayaan Ekaristi. Dan kata-kata pak Simonet dan Trevor bergaung lagi. Itulah sebabnya Tuhan mempercayakan kunci kerajaan surga kepada Petrus sang pengkhianat itu dan pewartaan Injil kepada Paulus yang tangannya berlumuran darah orang Kristen itu.

Tuhan melihat kebaikan dalam diri mereka. Tuhan melihat potensi luar biasa yang dimiliki keduanya. Dan Dia percaya kebaikan itu akan dipergunakan sebagaimana mestinya. Itulah sebabnya Tuhan memberikan kesempatan kepada Petrus dan Paulus.

Mereka membayar lunas kepercayaan itu. Mereka menggunakan kesempatan itu sebaik yang mereka bisa.

Mari percaya ada kebaikan dalam diri orang lain (termasuk dan terutama yang sedang berkonflik dengan Anda). Mari membantunya menunjukkan kebaikan itu. Beri dia kesempatan sekali lagi. Selebihnya serahkan pada Roh Kudus yang akan menuntunnya bertindak.

Selamat Hari Raya Santo Petrus dan  Santo Paulus.

Tuhan memberkati niat baik dan segala usaha dan kerja keras Anda.