Kitab Suci Bisa Menghilangkan Stres??? (2)

Jumat, Mei 29, 2009

Seseorang pernah mengatakan bahwa kadang-kadang kita lebih membutuhkan tertawa daripada makanan. Setuju. Karena makan di saat stres bisa mendatangkan banyak masalah (Anda tahu apa itu!). Mari tertawa (lagi)...

Menumpuk Bara Api

Seorang ibu tersedu-sedan mengadu kepada pendetanya, karena mendapat perlakuan tidak senonoh dari suaminya yang ringan tangan. Percekcokan selalu mewarnai kehidupan keluarga itu.

Maka pendeta pun bertanya, "Sudahkah ibu menumpuk bara api di atas kepalanya?" (Maksud pendeta adalah membalas kejahatan dengan kebaikan/kasih seperti dalam Roma 12:20).

Tetapi, rupanya ibu itu salah paham. Maka dengan spontan dan antusias sambil mengusap air mata ibu itu berkata, "Kalau bara api sih belum pernah, tapi kalau kopi panas, sering…"

Lebih Baik Memberi Daripada Menerima

Seorang kaya namun pelit agak gusar setelah mendengar kotbah dari pendeta yang mengulas firman, "Lebih baik memberi daripada menerima".

Lalu dia mendekati pendeta setelah selesai kebaktian, dan katanya, "Apakah kotbah pak pendeta tadi ditujukan pada saya?"

"Oh… tentu tidak pak, bukankah ayat tadi untuk semua orang?" jawab pendeta datar.

"Asal bapak tahu saja… saya selalu menerapkan ayat tersebut pada setiap pekerjaan saya" sahutnya sedikit meninggi.

"Syukurlah… puji Tuhan, ngomong-ngomong pekerjaan bapak apa?" tanya pendeta.

"Saya petinju pak" jawabnya sambil berlalu pergi.

Pergi ke Neraka

Suatu hari, pendeta berkotbah. Beliau selalu memperingatkan salah satu jemaat yang selalu tidur saat penyampaian firman. Tiba-tiba dengan keras pendeta itu berkata, "Siapa yang ingin ke neraka, berdirilah!"

Dengan spontan jemaat itu berdiri. Semua jemaat tertawa terbahak-bahak.

"Saya tidak tahu yang bapak pendeta katakan barusan, tetapi yang saya tahu hanya saya dan pak pendeta yang berdiri" kata jemaat itu tidak mau kalah.

Doa Makan

Kemarin saya dan istri mengundang beberapa orang untuk makan malam di rumah. Istri saya pun sejak pagi mempersiapkan segala makanannya. Ketika semuya tamu telah datang, ia menyuruh anak kami yang berusia 6 tahun untuk memimpin doa  sebelum makan.

"Ayo nak, kamu yang pimpin doanya".

"Tapi bu, doanya ngomong apa?" katanya.

"Katakan saja yang biasanya ibu katakan" kata istri saya.

Putri kami itu segera melipat tangan dan berkata, "Ya Tuhanku, kenapa sih saya harus mengundang orang-orang ini makan malam?"