Setumpuk pakaian ternyata bisa melumpuhkan hidup.
?????????
Hari sabtu yang baru saja berlalu, saya terbangun pukul 05.10 hanya untuk mendapati pergelangan tangan kanan saya tak bisa digerakkan sama sekali. Dan sakit minta ampun.
"Ok, mungkin saya menindihnya sewaktu terlelap sehingga peredaran darah tidak lancar". Pikiran pertama menghinggapi.
Karena itu saya melakukan aktivitas seperti biasa. Berharap darah akan beredar seperti sedia kala.
Ternyata pikiran pertama itu salah besar. Ini bukan soal posisi tidur dan peredaran darah.
Sore harinya saya tidak bisa lagi memanfaatkan tangan kanan saya. Padahal aktivitas apa yang biasanya dilakukan dengan tangan kanan? Hampir semuanya!
Maka sampai sebelum saya menulis artikel ini, hidup saya lumpuh. Ok, mungkin terlalu didramatisir, hehehe. Persisnya, saya kerepotan setengah mati. Mandi, sikat gigi dan berganti pakaian yang biasanya dilakukan dengan enteng ternyata bisa sangat menyiksa. Itu baru tiga pekerjaan rutin.
"Frater, ba apa kemarin?" tanya ibu tukang pijat langganan para frater. (Frater, ngapain aja hari jumat itu?)
"Sore-sore kita ba cuci pakaian satu loyang basar" (Saya mencuci pakaian satu loyan gede sore harinya).
"Itu no frater. Waktu frater ramas tu pakaian pe banyak urat kecil pergelangan tangan kana". (Itulah sebabnya frater. Sewaktu meremas cucian yang banyak itu, urat nadi kecil di pergelangan tangan keseleo).
"Mar lantaran dingin jadi blum dapa rasa, nanti bangun pagi no baru dapa rasa". (Tapi karena dingin jadi sakitnya baru terasa ketika bangun bangun pagi).
Setelah empat hari tanpa tangan kanan, akhirnya hari ini hidup saya kembali normal. Syukur kepada Allah.
Pelajarannya sederhana saja. Karena menunda, pakaian setumpuk/seloyang melumpuhkan hidup saya. Coba kalau dicicil, ceritanya akan lain. Jadi pelajarannya adalah jangan (lagi) menunda melakukan sesuatu karena sesuatu itu bisa berbuah malapetaka.
Apakah Anda terbiasa menunda-menunda melakukan sesuatu? Mulai berhati-hati, saudaraku. Masa depan siapa yang tahu, kata orang.
Pelajaran lain. Saya baru sadar ternyata saya tidak memiliki rencana B untuk hidup saya. Sama sekali. Hidup saya mengalir, tenang, banyak kali otomatis. Rencana B dalam kasus saya adalah melatih tangan kiri untuk menangani pekerjaan-pekerjaan yang biasa dilakukan oleh tangan kanan. Karena tidak punya rencana B, maka begitu tangan kanan saya lumpuh, jalannya hidup saya benar-benar terganggu.
Apakah Anda memiliki rencana B dalam hidup?
Mulailah memikirkannya, kalau belum. Suatu waktu Anda pasti membutuhkannya. Dan ketika waktu itu tiba Anda sudah siap.
Setelah empat hari tanpa tangan kanan, di pojok kamar saya pakaian kotor kelihatan mulai menumpuk lagi.
"Sialan".
Ya, ya, ya, hidup berjalan terus. Dengan atau tanpa tangan kanan.