Kenangan Yang Tak Mau Pergi

Selasa, Juni 14, 2011

Semalam saya berkicau di Twitter tentang kenangan dan luka yang tak pergi dari otak.

Entah ukuran otak yang kecil atau otak kita memang selektif: ada yg otomatis tersimpan, ada yang berlalu begitu saja tak berbekas. Sesekali, kita (sudah dan) akan berharap, otak kita selektif: tidak semua kenangan dan luka harus tersimpan. Agak aneh, otak ada dalam kepala kita, anggota tubuh kita. Tapi adakalanya otak bertindak seenaknya: menyimpan sesuatu yg justru ingin kita lupakan dan melupakan sesuatu yg justru ingin kita simpan. Pada akhirnya otak, katanya, memang 'pilot' tubuh kita.

Minggu (05/06), koran nasional, The Daily Yomiuri, memberitakan lebih dari 8.500 orang hilang sewaktu bencana gempa dan tsunami.

Salah satunya, Yu Miura, bocah perempuan berusia 3 tahun.

Ibunya, Nao Miura, setelah 3 bulan berlalu, masih terus mencari putrinya.

Kepada para pekerja yang bekerja membersihkan reruntuhan bangunan rumahnya, ia berpesan, "Putri saya, badannya kecil. Tolong hati-hati" seolah-olah Yu terjebak di bawah reruntuhan itu.

40 hari setelah bencana, suaminya ditemukan dalam keadaan tak bernyawa.

Untuk Nao, itu berarti, "Yu sekarang sendirian saja di luar sana".

Nao sudah mulai bekerja lagi di tempat penampungan untuk orang lanjut usia. Setiap pagi, setiap kali ia bersiap-siap berangkat kerja, kenangan akan putrinya datang lagi.

"Biasanya Yu akan menangis, mengembangkan tangannya minta digendong dan memohon supaya saya jangan pergi".

Yu anak yang baik. Kapan saja ibunya sibuk di dapur menyiapkan makanan, Yu ikut-ikutan sibuk. Ia suka membantu ibunya.

Suatu hari ketika berjalan-jalan di atas reruntuhan rumahnya, Nao menemukan boneka kumbang (lady beetle), pikirannya melayang mengingat Yu.

"Waktu Yu berusia 2 tahun dia ingin menjadi seperti boneka kumbang".

Kehadiran lady beetle itu seperti pertanda dari Yu.

Nao, yang kini tinggal di tempat penampungan di dekat reruntuhan rumahnya, berjanji untuk tetap di sana sampai Yu ditemukan.

Ada hal-hal yang hanya seorang ibu bisa merasakannya.

Jika saja kenangan gampang dihapus…

P.S: Yu, beristirahatlah dalam damai.