Boneka Anjing dan Lukisan Anggrek

Sabtu, Juni 25, 2011

Beberapa tahun lalu, seorang gadis manis mengatakan kepada teman saya bahwa ia suka anggrek merah. Setelah mendengar pengakuan itu, teman saya menghilang dari pergaulan. Seminggu kemudian, dia menyerahkan lukisan bunga anggrek merah yang sangat indah kepada gadis manis itu. Katanya, "Saya tidak mampu membelikan kamu bunga yang asli, jadi gambarnya saja dulu". Dia melukis bunga anggrek yang indah itu (yang tentu saja jika dihitung harga kanvas, cat dan bingkai akan lebih mahal harganya daripada setangkai anggrek hidup).

Beberapa bulan lalu, di biara ini, kami berencana memelihara seekor anjing. "Mungkin Golden Retriever" kata romo pemimpin kami. Waktu berlalu. Semua orang sibuk sehingga pembicaraan itu terlupakan begitu saja. Sampai suatu malam, romo pemimpin membelikan kami (saya dan satu frater lagi dari Idonesia), masing-masing, seekor anjing. Boneka anjing, persisnya. Tampangnya bisa Anda lihat di foto di atas.

"Kamu harus memberi nama".
Baiklah, Romo. Hati saya, malam itu, hangat karena pemberian itu. Bukan karena boneka anjing yang lucu. Hati gadis manis itu pun hangat. Bukan pula karena lukisan yang indah itu. Tetapi karena seseorang menaruh perhatian pada kata-kata kita, mengingatnya dan diam-diam berusaha mewujudkannya. Sekalipun dengan caranya sendiri. (p.s: saya belum menemukan nama yang cocok, ada ide?)