Saya menemukan metafora (alias perumpamaan) untuk kisah inspiratif dari Thomas Moore itu.
Pria itu seperti bekerja di rumah berdinding kaca. Tugasnya adalah membersihkan kaca. Bisa dimengerti ia mengalami depresi. Tentu saja. "Bahkan robot bisa melakukannya dengan baik".
Tetapi depresinya itu muncul bukan hanya dari kenyataan bahwa membersihkan kaca itu pekerjaan bodoh untuk orang dengan cita-cita setinggi langit.
Setiap kali ia tidak membersihkan kaca itu, makin tebal debu yang menempel. Makin tebal debunya, makin tertutuplah pemandangan di luar sana. Makin tertutup pemandangan di luar sana, makin depresilah ia.
Maka, 'membersihkan kaca setiap hari' adalah langkah pertama untuk meraih ambisi dan cita-cita setinggi langit itu.
Karena, A, kaca yang bersih membantu Anda melihat dengan jelas berbagai pilihan di luar sana. B, kaca yang bersih membantu orang lain melihat dengan jelas potensi dalam diri Anda sehingga menaikkan Anda ke jenjang pekerjaan berikutnya. C, kaca yang bersih menerbitkan perasaan bangga dan berharga dan dibutuhkan (ketiadaan perasaan seperti itu mengakibatkan depresi).
P.S: Saya menemukan metafora itu saat sedang berdiri di bawah shower. Yah, efek dari 'membersihkan kaca'.