Belajar dari Supir Taksi (2)

Senin, September 27, 2010

Keuntungan menjadi anonim adalah orang tidak menyensor apa yang akan dikatakannya kepada saya. Masih ingat?

Nah, termasuk yang tidak disensor oleh sang supir taksi adalah bagaimana ia dan istrinya bertemu (yang membuatnya menolak pilihan orang tuanya).

Ini cerita tentang pasangan hidup di depan mata. Dan Tuhan yang, seperti biasa, selalu punya cara mempertemukan dua anak manusia. Kali ini cara-Nya unik: melalui buah kelapa.

"Istri saya dulu di kampung adalah tetangga saya".

Oh, ok.

"Bapaknya bekerja di luar kampung dan jarang pulang. Jadi dia tinggal ama mamanya". Saban kali mereka membutuhkan sebutir kelapa buat memasak, dia selalu dimintai bantuan. Rupanya ada sebatang pohon kelapa di samping rumah mereka.

Awalnya, katanya, tidak ada yang terjadi. Ia hanya ingin menjadi tetangga yang baik. "Tapi lama-lama saya perhatikan kok anaknya suka nungguin di bawah pohon kelapa. Makin ke sini sebelum nungguin kok pake dandan segala".

Sebelum bertemu dengan supir taksi ini saya baru saja membaca kisah (nyata) putri kerajaan yang menemukan cintanya di tempat fitness. Kali ini saya mendengar cerita yang lebih eksotis: cinta ditemukan di atas pohon kelapa!

Keuntungan pacaran jarak dekat, katanya, menghemat keuangan. Jendela kamar mereka berhadap-hadapan. "Dia tahu saya punya uang apa gak".

Selain itu, "Gak bisa bohong. Kalo sakit ya bilang sakit". Memang susah untuk membohongi pacar jika jendela kamar berhadap-hadapan. Apa yang bisa disembunyikan?

Bagaimana kisah cinta Anda, eksotis jugakah?

P.S: Bagi Anda yang masih mencari, bisa jadi ia berada persis di depan mata Anda selama ini. Mungkin ia yang di tempat fitness, mungkin juga ia yang di atas pohon kelapa. Siapa tahu? Cinta 'kan aneh, kadang-kadang.