Problem Sebuah Rahasia

Jumat, Oktober 16, 2009

"Tidak ada sesuatupun yang tertutup yang tidak akan dibuka dan tidak ada sesuatupun yang tersembunyi yang tidak akan diketahui. Karena itu apa yang kamu katakan dalam gelap akan kedengaran dalam terang, dan apa yang kamu bisikkan ke telinga di dalam kamar akan diberitakan dari atas atap rumah" (Luk. 12:2-3)

Seorang ibu bercerita kepada saya tentang suaminya.

Mereka sudah menikah selama belasan tahun. Punya anak-anak. Rumah. Kendaraan. Pekerjaan yang mapan. Mereka bahagia. Anak-anaknya sehat. Semuanya sempurna. Suaminya adalah suami yang baik bagi dirinya. Dan ayah yang baik bagi anak-anaknya. Sempurna.

Kecuali suatu hari ketika kiamat itu tiba lebih cepat.

Seorang wanita mendatangi dirinya dan mengaku ia adalah selingkuhan suaminya. Perselingkuhan itu sudah berjalan nyaris seusia perkawinan mereka. Sudah ada anak pula yang nyaris seusia anak-anak mereka.

Problem sebuah rahasia adalah kita tidak tahan menyimpannya sendirian. Itu pertama. Jika kita tahan menyimpannya, orang lain tidak sebaik kita. Sebuah kebocoran kecil pasti akan terjadi. Sekali bocor, sebuah tambalan pun hanyalah penahan sementara. Sia-sia saja kita menambalnya. Itu kedua. Problem ketiga, setiap rahasia memang ditakdirkan untuk terbuka. Di bawah matahari, tidak ada sesuatupun yang bisa dirahasiakan. Mungkin karena semua kita dilahirkan telanjang, tanpa penutup, tanpa rahasia.