Nasehat Seorang Tua Tentang Kebahagiaan (2)

Rabu, Oktober 14, 2009

"Yang berbahagia adalah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya" (Luk. 11:28)

Menyambung lagi pembicaraan tentang kebahagiaan.

Apa kaitan antara kebahagiaan versi seorang tua yang saya hormati dan sabda Yesus di atas?

Saya pernah berbuat dosa—sampai sekarang masih terjadi. Anda pun sama: pernah berbuat dosa—sampai sekarang pun masih terjadi.

Tetapi saya tidak ingin berbicara tentang dosa/bukan dosa, surga/neraka, baik/buruk, salah/benar (Anda sudah tahu semuanya itu).

Saya lebih suka berbicara tentang perasaan yang timbul setelah berbuat dosa. Tidak tenang, gelisah, merasa bersalah, stress, (pada orang-orang tertentu) susah makan, merasa kotor dan hina, rasa berbeban berat. Itu beberapa perasaan yang paling sering timbul. Ingat?

Sebaliknya. Damai, hangat, tenang, optimis dan semangat menghadapi hidup, punya pengharapan adalah beberapa perasaan yang paling sering muncul setelah kita berbuat baik. Ingat?

Maka, ketika Yesus menyebut berbahagia mereka yang mendengar dan memelihara (alias melaksanakan) sabda Allah bukanlah tanpa alasan.

Melaksanakan sabda Allah seperti mencintai sesama, jujur, adil, bersedekah tidak berlaku munafik, memaafkan, dan seterusnya memberi kita perasaan-perasaan yang sudah disebutkan di atas: damai, tenang, gembira, penuh harapan…

Tentu saja Anda ingin menjalani hidup yang demikian, bukan? Hidup dengan perasaan yang tenang dan damai yang memungkinkan Anda bertumbuh sebagai seorang manusia yang utuh dan dewasa.

Nah, kalau hidup ini adalah tentang pilihan, mana yang ingin Anda pilih: bahagia atau tidak bahagia?

Tentu saja, lebih gampang memilih—karena tinggal mengatakannya—daripada melaksanakan pilihan itu dengan kesungguhan hati.

Pikirkan ini: jika surga adalah tentang hati yang damai mengapa harus menunggu sampai mati untuk mengalaminya?

Tuhan memberkati niat baik dan kerja keras Anda untuk menjadi seorang pelaksana sabda. Niat baik dan kerja keras Anda akan mendapat hasil yang setimpal. Tuhan tidak buta.

Doa: Tuhan, Engkau tahu aku ingin menjadi pelaksana sabda-Mu, aku ingin hidup berbahagia. Sertailah aku selalu dalam usahaku. Kuatkan jika aku ingin menyerah saja. Ingatkan dan tegurlah jika aku menyimpang. Amin.