Kapan terakhir kali Anda mengikuti sebuah retret?
Kapan terakhir kali Anda tertarik dan sungguh-sungguh tergerak untuk mengikuti sebuah retret (lalu membatalkannya karena kesibukan)?
Saya baru saja mengikuti sebuah retret yang berlangsung selama lima hari. Lumayan lama. 'Lumayan' saja karena saya pernah mengikuti sebuah retret selama satu bulan penuh. Tanpa koran, televisi dan internet (begitu TV dihidupkan lagi, Amerika mulai mengebom Irak dan kami hanya bisa mengira-ngira apa yang sudah kami lewatkan). Dan dalam keadaan hening, kecuali jika sedang berbicara dengan pembimbing rohani dengan durasi waktu satu jam.
Yang akan Anda baca selanjutnya adalah oleh-oleh dari retret yang lumayan lama itu.
Untuk apa mengikuti sebuah retret? Mengapa harus menyisihkan waktu untuk mengikutinya? Apa tujuannya?
Begini penjelasan romo pembimbing retret itu.
Banyak orang lebih tertarik pada buah yang dihasilkan sebuah pohon. Tetapi petani yang baik tahu bahwa buah yang berkualitas datang dari akar yang terawat. Maka banyak energi dihabiskan untuk mengurus bagian dari pohon yang tidak kelihatan ini. Memberi pupuk dan menyiangi misalnya.
Ibarat pohon dan petani, begitu pula kita. Banyak orang di sekitar kita lebih tertarik melihat buah yang kita hasilkan: sikap dan perilaku yang terpuji, prestasi kerja yang membanggakan, target terpenuhi, pelayanan maksimal dan seterusnya. Tetapi semuanya itu tidak akan bertahan lama jika akarnya tidak dipedulikan. Akar itulah hati dan jiwa kita.
Nah, kembali lagi ke pertanyaan tadi: apa tujuan mengikuti retret? "Re-planting" kata beliau. Retret merupakan saat menanam kembali; saat memperhatikan, merawat dan mengurusi akar pohon kehidupan kita. Saya tidak perlu lagi mengatakan berbagai kesibukan bisa membuat kering hati dan jiwa kita. Padahal, hidup yang berkualitas dimulai dari hati dan jiwa yang berkualitas.
Re-planting. Ingat-ingatlah itu sebagai bahan pertimbangan jika Anda ditawari untuk mengikuti retret.
Dan, oh, satu lagi. Saya mengutip langsung kata-kata beliau, "Sehabis retret orang suka mengatakan 'Pembimbingnya bagus' atau 'Acaranya bagus' atau sebaliknya. Padahal yang penting adalah adakah Anda memperoleh sesuatu dalam retret itu untuk hati dan jiwa Anda?"
Re-planting, saudara-saudara, re-planting.
Retret yukz…