CLiGspiration: Empat Skenario

Rabu, Maret 18, 2009

Skenario 1

Andaikan Anda sedang naik di dalam sebuah kereta ekonomi. Karena tidak mendapatkan tempat duduk, kita berdiri di dalam gerbong tersebut. Suasana cukup ramai meskipun masih ada tempat bagi kita untuk menggoyang-goyangkan kaki. Anda tidak menyadari handphone Anda terjatuh. Ada orang yang melihatnya, memungutnya dan langsung mengembalikannya kepada kita. "Handphone-nya barusan jatuh nih," kata orang tersebut seraya memberikan handphone milik Anda.

Apa yang akan Anda lakukan kepada orang tersebut? Mungkin Anda akan mengucapkan terima kasih dan berlalu begitu saja.

 

Skenario 2

Handphone Anda terjatuh dan ada orang yang melihatnya dan memungutnya. Orang itu tahu handphone itu milik Anda tetapi tidak langsung memberikannya kepada Anda. Hingga tiba saatnya Anda akan turun dari kereta, Anda baru menyadari handphone And hilang. Sesaat sebelum Anda turun dari kereta, orang itu mengembalikan handphone And sambil berkata, "Handphone-nya barusan jatuh nih".

Apa yang akan Anda lakukan kepada orang tersebut? Mungkin Anda akan mengucapkan terima kasih juga kepada orang tersebut. Rasa terima kasih yang Anda berikan akan lebih besar daripada rasa terima kasih yang Anda berikan pada orang di skenario pertama (orang yang langsung memberikan handphone itu kepada kita). Setelah itu mungkin Anda akan langsung turun dari kereta.

 

Skenario 3

Pada skenario ini, Anda tidak sadar handphone Anda terjatuh, hingga Anda menyadari handphone Anda tidak ada di kantong saat Anda sudah turun dari kereta. Anda pun panik dan segera menelepon ke nomor handphone Anda, berharap ada orang baik yang menemukan handphone Anda dan bersedia mengembalikannya kepada Anda. Orang yang sejak tadi menemukan handphone Anda (namun tidak memberikannya kepada Anda) menjawab telepon Anda. "Halo, selamat siang, Pak. Saya pemilik handphone yang ada pada bapak sekarang," Anda mencoba bicara kepada orang yang sangat Anda harapkan berbaik hati mengembalikan handphone itu kembali kepada Anda. Orang yang menemukan handphone Anda berkata, "Oh, ini handphone bapak ya. Oke deh, nanti saya akan turun di stasiun berikut. Biar bapak ambil di sana nanti ya." Dengan sedikit rasa lega dan penuh harapan, Anda pun pergi ke stasiun berikut dan menemui "orang baik" tersebut. Orang itu pun memberikan handphone Anda yang telah hilang.

Apa yang akan Anda lakukan pada orang tersebut? Satu hal yang pasti, Anda akan mengucapkan terima kasih, dan sepertinya akan lebih besar daripada rasa terima kasih Anda pada skenario kedua, bukan? Bukan tidak mungkin kali ini Anda akan memberikan hadiah kecil kepada orang yang menemukan handphone Anda tersebut.

 

Skenario 4

Pada skenario ini, Anda tidak sadar handphone Anda terjatuh, Anda turun dari kereta dan baru menyadari bahwa handphone Anda telah hilang, Anda mencoba menelepon tetapi tidak ada yang mengangkat. Sampai akhirnya Anda tiba di rumah. Malam harinya, Anda mencoba mengirimkan SMS: "Bapak/ibu yang budiman. Saya adalah pemilik handphone yang ada pada bapak/ibu sekarang. Saya sangat mengharapkan kebaikan hati bapak/ibu untuk dapat mengembalikan handphone itu kepada saya. Saya akan memberikan imbalan sepantasnya." SMS pun dikirim dan tidak ada balasan. Anda sudah putus asa. Anda mengingat betapa banyaknya data penting yang ada di dalam handphone Anda. Ada begitu banyak nomor telepon teman Anda yang ikut hilang bersamanya. Hingga akhirnya beberapa hari kemudian, orang yang menemukan handphone Anda menjawab SMS Anda, dan mengajak ketemuan untuk mengembalikan handphone tersebut.

Bagaimana kira-kira perasaan Anda? Tentunya Anda akan sangat senang dan segera pergi ke tempat yang ditunjuk oleh orang itu. Apa yang akan Anda berikan kepada orang tersebut? Anda pasti akan mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepadanya, dan mungkin Anda akan memberikannya hadiah (yang kemungkinan besar lebih berharga dibandingkan hadiah yang mungkin Anda berikan di skenario ketiga).

 

Moral of the story

Apa yang kita dapatkan dari empat skenario cerita di atas? Pada keempat skenario tersebut, Anda sama-sama kehilangan handphone, dan ada orang yang menemukannya. Orang pertama menemukannya dan langsung mengembalikannya kepada Anda. Anda berikan dia ucapan terima kasih. Orang kedua menemukannya dan memberikan kepada Anda sesaat sebelum Anda turun dari kereta. Anda berikan dia ucapan terima kasih yang lebih besar. Orang ketiga menemukannya dan memberikan kepada Anda setelah Anda turun dari kereta. Anda berikan dia ucapan terima kasih ditambah dengan sedikit hadiah. Orang keempat menemukannya, menyimpannya selama beberapa hari, setelah itu baru mengembalikannya kepada Anda. Anda berikan dia ucapan terima kasih ditambah hadiah yang lebih besar.

Ada sebuah hal yang aneh di sini. Cobalah pikirkan, di antara keempat orang di atas, siapakah yang paling baik? Tentunya orang yang menemukannya dan langsung memberikannya kepada Anda, bukan? Dia adalah orang pada skenario pertama. Namun ironisnya, dialah yang mendapatkan reward paling sedikit di antara empat orang di atas. Manakah orang yang paling tidak baik? Tentunya orang pada skenario keempat, karena dia telah membuat Anda menunggu beberapa hari dan mungkin saja memanfaatkan handphone Anda tersebut selama itu. Namun, ternyata dia adalah orang yang akan Anda berikan reward paling besar. Apa yang sebenarnya terjadi di sini? Anda memberikan reward kepada keempat orang tersebut secara tulus, tetapi orang yang seharusnya lebih baik dan lebih pantas mendapatkan banyak, Anda berikan lebih sedikit. OK, kenapa bisa begitu? Ini karena rasa kehilangan yang Anda alami semakin bertambah di setiap skenario. Rasa kehilangan yang bertambah menyebabkan Anda semakin menghargai handphone yang kita miliki. Sama persis dengan rasa syukur yang besar baru akan muncul jika rasa kehilangan bertambah. Kita belum akan bersyukur jika belum kehilangan.

—Mira Lie—