Cerita Tentang Orang Tua dan Bayi di Jepang (2)

Sabtu, Agustus 06, 2011

Tentu saja, selain melihat orang tua di mana-mana, saya juga melihat bayi. Juga di mana-mana.

Taman umum.

Mall.

Restoran.

Gereja.

Dalam angkutan umum.

Dalam mobil pribadi.

Di mana-mana.

Berbeda dengan kebanyakan pemandangan di Jakarta, selama 8 bulan di sini saya belum pernah melihat seorang bayi yang sedang digendong babysitter.

Atau seorang ibu muda yang sedang melenggang cantik di mall diiringi anak dan babysitter.

Yang selalu terlihat adalah ibu muda (adakalanya bersama dengan pasangannya) mendorong sendiri bayi dalam kereta dorong. Atau menggendongnya dengan gendongan khusus semacam backpack (atau apalah itu namanya). Selain bayi, masih ada tas dalam ukuran yang lumayan besar yang biasanya ditenteng. Mungkin isinya popok baru atau bisa apa saja (mana saya tahu?).

Tentu saja, repot kelihatannya.

Tetapi di negara yang sedang menghadapi problem usia lanjut, menggendong bayi itu sama dengan menggendong masa depan.

Mendorong kereta bayi itu sama dengan mendorong masa depan Jepang.

Dan di negara sekular ini (yang dokumen resminya tidak mengharuskan pencantuman agama dan tidak ada hari libur nasional yang berbau agama apapun), saya dengan bangga ingin mengatakan: Tuhan mengingingkan kehidupan di jepang terus berlanjut.

Bayi-bayi itu adalah tandanya.