Jika 'Seluruh Dunia' Diganti

Jumat, Februari 19, 2010

Tahun lalu seorang teman baik saya berlibur di Manado. Dan ia mendapati kenyataan bahwa nyaris semua yang dihidangkan dan disantapnya, sedikit atau semua, terdiri dari daging babi.

"Frater kalo makan daging babi juga donk?" tanyanya.

Saya mengangguk. Tetapi kemudian saya menjelaskan bahwa ada jenis makanan lain di Manado yang tidak mengandung daging yang satu ini.

Sejak saat itu sampai sekarang ia setia mengingatkan saya—setelah sebelumnya menjelaskan bahaya daging ini bagi kesehatan, "Jangan kebanyakan makan daging babi ya, frat". Dan, "Jangan lupa minum teh hijau biar lemaknya langsung dinetralisir".

Mengapa saya menceritakan ini kepada Anda? Hari ini, dalam Injil, Yesus mengatakan kepada murid-murid-Nya, "Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri? (Luk. 9:25)

Kembali ke soal makan-makan di atas, saya mengganti "seluruh dunia" dengan kenikmatan lidah dan kekenyangan perut. (Informasi tambahan: saya mematuhi nasehat teman baik saya itu. Tetapi hanya bagian minum teh hijaunya saja).

Hasilnya… Benar juga ya, apa gunanya?!

Anda bisa mempraktekkannya kepada diri sendiri. Coba ganti kata "seluruh dunia" dengan kenikmatan lidah, sensasi seksual, kekayaan tak halal, gengsi terangkat, kepuasan ego, dan seterusnya.

Bagaimana hasilnya?