Miley Cyrus di Jalan Kedewasaan

Senin, September 21, 2009

"Jadilah teladan bagi orang-orang beriman, dalam perkataan dan tingkah laku, dalam kasih, kesetiaan dan kesucianmu" (1Tim. 4:12b)

Serius, pada tahap mana sebenarnya seseorang disebut dewasa?

Beberapa waktu yang lalu, Miley Cyrus, pemeran Hannah Montana yang kesohor itu berpose tanpa penutup punggung untuk sebuah majalah fashion terkemuka. Protes dan kritik segera menghantam. "Ia adalah idola anak gadis saya. Sudah semestinya ia tidak melakukan itu. Seharusnya ia menjadi teladan yang baik" adalah salah satunya. Miley, sang idola banyak gadis remaja itu, akhirnya meminta maaf.

Saya tidak tahu adakah ia dongkol bahwa ia tidak bisa lagi berekspresi seturut hasrat hatinya. Karena sekarang ada masa depan jutaan ABG di seantero dunia yang harus dipikirkannya. Seolah-olah masa depan mereka ditentukkan olehnya.

Siapa bilang selalu menyenangkan punya banyak fans?

Semalam saya bercerita dengan seorang ibu muda beranak satu.

"Masih mau tambah anak lagi?" tanya saya. (Waktu menuliskan ini, saya baru menyadari pertanyaan itu kedengaran seperti saya dan si ibu sedang makan di sebuah warteg dan bertanya adakah ia ingin es teh manis lagi).

"Jauhkan ya Tuhan. Saya masih ingin bebas" jawabnya tegas.

Saya belum menikah. Apalagi punya anak. Tapi dari banyak cerita saya tahu mengurus anak apalagi anak-anak bukan perkara ringan. Termasuk di dalam 'bukan-perkara-ringan' itu kenyataan bahwa orang tua harus menjadi teladan bagi anaknya. Karena anak belajar bertingkah laku dengan, antara lain, melihat dan meniru orang tuanya. Jawaban si ibu bisa dimengerti

Jadi, pada tahap mana seseorang disebut dewasa?

Ini: ketika seorang menyadari bahwa selain memang harus 'menjadi diri sendiri' seperti talenta yang harus dikembang, ia serentak mulai menyadari juga bahwa sudah ada orang lain di bawahnya yang melihat dan akan terpengaruh oleh gerak-geriknya. Ketika ia berpikir, membuat pilihan dan mengambil keputusan sesuai dengan kesadarannya itu. Ketika ia bertindak sesuai dengan kesadarannya itu.

Ini yang membedakan anak kecil dengan seorang dewasa.

Anak kecil hanya ingin menjadi diri sendiri, mereka bisa semaunya saja. Bertindak sesuai dengan apa yang mereka pikirkan dan rasakan baik untuk mereka. Tapi mereka anak-anak. Belum ada tanggung jawab. Perkembangan mereka baru sampai di situ.

Tidak mudah memang menjadi dewasa.

Saya sendiri kadang kembali anak-anak. Kadang bisa dewasa. Dan itu masih terjadi ketika saya sudah berusia 27 tahun.

Mmmmm… perjalanan masih panjang.

P.S: Dalam semangat Idul Fitri, jika ada kata-kata yang melukai hati Anda, maafkan saya.