Yesus, Salib dan Harvey Milk

Kamis, April 02, 2009

"Mengapa Yesus tidak turun dari atas kayu salib?"

Itu pertanyaan utama dalam refleksi teman saya yang dibacakannya pada perhentian ke-12 dalam Jalan Salib di kapel kami di Skolastikat.

Pikiran di balik pertanyaannya itu sederhana.

Yesus mengubah air jadi anggur, menggandakan roti, menyembuhkan orang buta, kusta, dan lain-lain, bersinar mulia di atas gunung Tabo. Belum terhitung meredakan badai yang mengganas. Bahkan membangktikan Lazarus dari kematian.

Apa yang tidak bisa dilakukan-Nya?

Bukankah Ia bisa saja turun dari salib dengan gampang? Mungkin juga mengubah pikiran semua orang yang ada di situ seketika itu juga. Atau membutakan mata semua orang dan menghilang. Bukankah Ia bisa mengubah yang mustahil menjadi mungkin?

Mengapa Yesus bertahan di atas kayu salib?

"Karena selalu ada rencana Allah di balik segala sesuatu," kata teman saya. Yesus bisa melakukan apa saja. Itu benar. Tapi itu tidak dilakukannya karena di balik semua yang dialami-Nya ada sesuatu yang besar yang akan terjadi.

Refleksi teman saya ini tidak berhenti sampai di situ. Ia melemparkan pertanyaan lain lagi.

"Anda kehilangan arah hidup. Ke manapun pergi yang Anda temui hanya satu: jalan buntu. Masalah tak kunjung selesai, silih berganti datang dan pergi. Kesepian dan kekosongan yang panjang dan mengerikan."

"Lalu Anda berdoa, berdoa dan berdoa".

"Adakah yang terjadi? Tidak ada. Maka mengertilah ini, bahwa selalu ada sesuatu yang besar yang mendatangkan kebaikan yang akan terjadi di balik semua yang Anda hadapi".

Lama kemudian saya merenungkan lagi refleksi teman saya ini. Dia benar. Semua yang dikatakannya benar. Soalnya hanya satu dan ini yang paling berat: kita tidak pernah tahu sesuatu yang besar dan baik itu apa; kita tidak pernah tahu rencana Tuhan itu apa. Itu menambah kesusahan kita.

Beberapa waktu yang lalu saya menonton MILK. Ini film yang menghantar Sean Penn meraih Oscar untuk kedua kalinya (dia pantas mendapatkannya). Kata-kata Harvey Milk di akhir film ini sangat menyentuh.

Tanpa harapan kita akan menyerah.

Aku tahu kita tidak bisa hidup hanya mengandalkan harapan saja.

Tetapi tanpa harapan, hidup tidak pantas untuk dijalankan.

Selalu ada sesuatu yang besar dan baik yang disiapkan Tuhan untuk kita. Selalu ada rencana Tuhan yang indah di balik semua yang kita hadapi. Itulah harapan.

Jika Anda sedang dalam kesusahan, sakit, kesepian yang mendalam, bingung dengan arah hidup, peganglah harapan ini, peliharalah harapan ini.

Jangan menyerah.

Doa saya untuk Anda yang sedang dalam kesulitan.

P.S: Setiap kali Anda memandang Yesus yang tersalib, di manapun, ingatlah Yesus tidak turun dari salib, ingatlah harapan itu.